Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat


Hidup di dunia dibatasi  masa dan waktu. Detik demi detik, menit ke pukul, pukul menuju hari, hari menjelang minggu, minggu beralih bulan, bulan berganti tahun dan seterusnya. Begitulah langkah kehidupan manusia, namun terkadang kita kurang menyadari bahwa semua itu akan terus berjalan tanpa henti, sehingga pada akhirnya akan bertemu dengan sebuah tujuan akhir, yaitu kematian. 

Kehidupan yang kita jalani memiliki batas tertentu, tergantung kepada masanya masing-masing. Masa kehidupan yang dimiliki seseorang disebut usia, yaitu lamanya seseorang mempunyai kesempatan hidup sebelum ruhnya kembali diangkat oleh Allah Swt menuju keabadian.  Umur yang diberikan Allah hendaknya kita gunakan dengan baik agar bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat. 

Demikian tausiah disampaikan oleh Prof. Dr. K.H. Quraish Shihab, Lc. M.A dalam Mutiara Hati yang ditayangkan RCTI, (1/6/2024). Ia mengatakan, adanya perbedaan antara usia dengan umur yang terkadang kita sering menyamakannya, padahal antara usia dengan umur memiliki makna dan fungsi tersendiri masing-masing.

Usia adalah segelintir waktu yang diberikan dalam kehidupan manusia. Berupa perjalanan disepanjang hidup meniti kehidupan dunia. Usia memiliki batas waktu tertentu yang telah ditetapkan Allah. Jika waktunya sudah berakhir, maka selesailah sudah kehidupan seseorang. 

Usia yang sudah ditetapkan Allah kepada seorang hamba sesuai ketetapan. Tidak dapat diperpanjang dan tidak pula dipendekkan walau hanya sedikit saja.  Semua berjalan sesuai ketentuan di Lauhul Mahfudh. 

Sedangkan umur memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Umur merupakan kumpulan dari  semua amalan yang dilakukan manusia. Umur dapat dapat dilebihkan, dipanjangkan, dilebarkan dan dibesarkan sesuai keinginan dari si pemiliknya. 

Quraish Shihab  mengatakan, umur dapat diperpajang dengan melakukan amalan-amalan, baik amalan yang baik maupun amalan buruk, karena bisa saja amalan seseorang itu dapat melebihi usianya. Jika usianya 50 tahun bisa jadi amalannya mencapai seratus tahun. Hal tersebut sebagai bukti bahwa umur dapat melebihi usia. 

Jika seseorang beramalan yang baik, tentu umurnya dipanjangkan dengan kebaikan. Namun sebaliknya jika seseorang sering berbuat maksia dan dosa, sungguh umurnya dihabiskan dalam kehinaan. Manusia yang menghabiskan umurnya dalam kebaikan, di akhir usianya akan memperoleh keberuntungan. Dan mereka yang menghabiskan umurnya dalam kenistaan dan dosa, pasti umurnya dipenuhi dengan kesuraman, sehingga pada akhir usianya akan mengalami kerugian dan penyesalan. 

Allah Swt telah memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk mempergunakan usia yang dipenuhi umur keberuntungan. Tidak lalai dalam kenikmatan dunia yang menyebabkan ruginya umur. Mereka yang beramal shalih disepanjang usianya akan memperoleh pahala dan kemuliaan disepanjang umurnya. 

Amalan yang kita lakukan adalah cara memperpanjang umur. Betapa banyak orang-orang shalih yang melebihi umurnya dengan kebaikan. Sehingga umurnya jauh lebih panjang dari usia yang ditetapkan Allah kepadanya. Demikian juga amalan kejahatan. Mereka yang selalu dalam dosa akan dapat melebihi keburukannya jauh lebih panjang dari ketentuan usianya. 

Karena itu, kita dianjurkan untuk mempergunakan usia dengan sebaik-baiknya,  sehingga dapat mencapai umur yang berkah. Tidak membiarkan umurnya larut dalam dosa yang dapat merugikan usia. Semoga kita tergolong orang-orang yang diberkahi usia dengan kebaikan umur yang lebih  panjang.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top