“Kami satu-satunya pasangan calon walikota Banda Aceh 2024-2029 yang dinyatakan sudah sah oleh KIP Banda Aceh untuk mendaftar pada waktunya dan mengikuti kontestasi pilkada walikota dari jalur perseorangan atau independen,” ungkap Dr. Mulia Rahman kepada media di Banda Aceh, Sabtu, (3/8/2024)
Mulia mengungkapkan, jalur independen merupakan jalur yang hadir bukan dari partai, melainkan aspirasi dari arus bawah langsung masyarakat kota Banda Aceh yang mengharapkan adanya kemajuan menuju Banda Aceh bermartabat.
“Nama Zainal Arifin tidaklah asing bagi masyarakat Banda Aceh. Jiwa kepemimpinannya telah nampak sejak berhasil memimpin gampong, sehingga beliau dia dipanggil Keucik Zainal atau Chek Zainal,” ungkap Fauzi salah saeorang warga kota Banda Aceh.
Keberhasilan Chek memimpin masyarakat Gampong Lambhuk mengantarkan dia menjadi wakil rakyat di DPRA selama dua periode, dan kemudian sukses menjadi Wakil Walikota Banda Aceh juga selama dua periode.
“Kemampuan Chek Zainal telah teruji hingga akhirnya masyarakat kota Banda Aceh mengharapkan dia maju kembali. Kali ini sebagai walikota dengan jalur independen. Melalui jalur ini, masyarakat Banda Aceh dari berbagai latar belakang, baik pekerjaan, komunitas, warna partai, dan sebagainya, bisa berpartisipasi dengan maksimal, sebab tidak ada sekat pembatas dan aspirasi kami masyarakat bisa langsung didengar oleh Chek Zainal,” harap Hasbi Pedagang di Banda Aceh.
Sementara itu, Dr Mulia Rahman, yang kerap disapa Dr Mulia, selama ini bergerak sebagai ketua Organisasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Provinsi Aceh (BKPRMI) selama dua periode. Sebagai seorang pendidik, Dr Mulia sosok anak muda kota Banda Aceh yang aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial di tingkat gampong, kota, provinsi, bahkan tingkat nasional.
Dr Mulia berangkat dari aktif di remaja masjid dan mendidik anak-anak generasi Qurani di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) di kota Banda Aceh. Ia kemudian diminta maju mendampingi Chek Zainal. Sosok yang konsisten dalam pembinaan pemuda, remaja, dan anak-anak ini mampu membangun komunikasi persuasif dan intens dengan Pemerintah Aceh dan kota Banda Aceh, agar pemerintah memberi perhatian penuh terhadap pembinaan SDM pemuda dan masyarakat umumnya.
"Membangun masyarakat kota yang bermartabat bukan hanya pada infrastruktur yang harus dibangun, namun yang lebih penting adalah pembinaan sumber daya manusia yang tersedia dalam masyarakat harus menjadi prioritas utama untuk menjadikan kota Banda Aceh yang bermartabat," pungkas Dr Mulia.*
0 facebook:
Post a Comment