LAMURIONLINE.COM | BANDA ACEH -  Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh telah menyelenggarakan acara Global Islamic Students Outreach (GISO) yang berfokus pada peningkatan wawasan dan pengalaman internasional dalam bidang pendidikan agama Islam. Acara ini merupakan kunjungan antara Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) daN Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

Acara GISO 2024 di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh berlangsung pada tanggal 12 Agustus 2024 di Aula Lantai 2 Gedung A Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Acara ini dihadiri oleh para mahasiswa, dosen, dan tamu undangan dari kedua Universitas.

Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Dr. Mumtazul Fikri, S.Pd.I., M.A, menyampaikan sambutan yang menggambarkan harapannya terhadap kunjungan ini. Beliau menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan langkah penting dalam upaya memperluas jaringan akademik dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di kedua Universitas.

"Kami sangat bangga dan bersemangat menyambut kedatangan rekan-rekan dari USIM Malaysia. Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam upaya memperluas jaringan akademik dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di kedua universitas," ujar Dr. Mumtazul.

"Hubungan malaysia dan aceh sangat erat, sehingga saya berharap mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk bertukar pikiran, pengalaman, dan memperkaya pemahaman mereka tentang hukum Islam dalam konteks global. Semoga kegiatan ini menjadi awal dari berbagai kerja sama yang lebih intensif dan bermanfaat di masa depan," tambahnya.

Syariat Islam telah menjadi hukum yang setara dengan hukum negara di Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Dr. Marzuki, S.Pd.I., M.Si

"Syariat Islam di Aceh tidak berlaku bagi pelancong dari luar, tetapi pelancong tersebut bisa memilih untuk mengikuti hukum Syariat Islam di Aceh sebagai hukuman atas kesalahan yang mereka perbuat. Hal ini menunjukkan bahwa Aceh tidak hanya menjalankan Syariat Islam sebagai hukum negara, tetapi juga sebagai identitas budaya dan kearifan lokal yang dapat dipilih dan dihargai oleh wisatawan. Dengan demikian, pelancong dapat memilih untuk mengikuti aturan yang berlaku di Aceh, seperti halnya mereka memilih untuk mengikuti aturan di negara asal mereka," tambahnya.

Al-Ghifari Fandra selaku ketua HMP PAI menegaskan terlaksananya kegiatan ini atas dukungan dari Kaprodi, Wadek, serta semua kepanitiaan, harapannya seluruh mahasiswa yang berhadir di ruangan ini menjadi agen perubahan untuk dunia

Dengan adanya program seperti GISO, diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya kompeten dalam bidang pendidikan agama Islam, tetapi juga memiliki pemahaman yang luas tentang berbagai budaya dan sistem hukum di negara lain.

Mahasiswa dari kedua universitas akan mengikuti serangkaian kegiatan seremonila, tanyab, serta Aiwwah Food "exchange each other's traditional food"

Acara ini merupakan langkah awal yang efektif dalam meningkatkan hubungan antara Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Ar-Raniry dan USIM dalam bidang pendidikan agama Islam, serta membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri melalui pengalaman internasional yang berharga.

Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh berharap dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam melalui kerja sama yang lebih intensif dengan universitas lainnya. Semoga acara GISO 2024 ini menjadi awal dari banyak kesuksesan dan pengalaman berharga bagi para mahasiswa dan dosen dari kedua universitas. (Farial)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top