Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku "Menapaki Jejak Rasulullah dan Sahabat"


Anjuran untuk bersedekah dalam Islam sangat diutamakan, dan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sedekah dapat dilakukan secara terang-terangan, sembunyi-sembunyi, atau secara terselubung. Semua teknik tersebut diperbolehkan asalkan dilakukan dengan ikhlas karena Allah semata, tanpa adanya niat untuk pamer atau mencari sensasi.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya sedekah yang dirahasiakan itu dapat meredam amarah Allah." (HR. Thabrani). Dalam hadits lain, Rasulullah juga bersabda, "Sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana sebongkah es yang meleleh di atas batu karang." (HR. Ibnu Hibban).

Sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi lebih baik, tetapi bukan berarti sedekah yang dilakukan secara terang-terangan adalah dosa. Selama ikhlas, semua bentuk sedekah akan mendapatkan kemuliaan dari Allah Swt, termasuk sedekah yang dilakukan secara terselubung.

Hal ini pernah kami diskusikan dalam sebuah percakapan kecil bersama teman-teman guru di MIN 13 Abes saat jam istirahat. Materi ini menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas, dengan saling berbagi pengalaman yang bermanfaat. Pada kesempatan ini, kami membahas tentang sedekah yang diselimuti harga diri, atau yang lebih dikenal dengan sedekah terselubung.

Menurut Ridhwan, S.Ag, seorang guru agama di MIN 13 Abes, sedekah terselubung atau sedekah yang terbungkus harga diri adalah bentuk sedekah yang dilakukan secara tidak langsung, dengan kelembutan dan ketulusan. Sedekah ini dilakukan tanpa terlihat sebagai sedekah, sehingga orang yang menerimanya tidak merasa direndahkan.

Contoh sedekah yang terbungkus harga diri, misalnya, adalah membeli barang dagangan dari pedagang yang lemah dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar. Pedagang tersebut bisa jadi adalah orang tua yang sudah lanjut usia, fakir miskin, orang cacat, anak kecil yang belum saatnya bekerja, dan sebagainya. Setelah barang dibeli, barang tersebut bisa saja dibagikan kepada orang lain tanpa sepengetahuan si penjual. Dengan demikian, kita menjaga harga diri penjual agar tidak dianggap lemah.

Contoh lain adalah membeli barang dagangan dengan memberikan uang lebih, dan tidak mengambil uang kembalian, dengan mengatakan, "Ambil saja uang kembaliannya." Tindakan ini sering dilakukan oleh orang-orang yang memiliki hati nurani dan rasa keprihatinan terhadap sesama. Para dermawan ini menyelipkan ketulusan hati dalam beribadah sosial.

Sedekah semacam ini terkesan indah karena tidak merendahkan orang yang lemah. Bahkan sebaliknya, seseorang merasa harga dirinya tetap terjaga meskipun kondisinya memprihatinkan. Seolah-olah semua itu adalah hasil usaha sendiri, bukan belas kasihan orang lain. Dengan demikian, daya juangnya akan semakin kuat, dengan harapan mendapat keuntungan besar dari kerja kerasnya.

Ladang pahala terbentang luas. Tinggal bagaimana cara menggarapnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebagai bekal untuk hari kemudian. Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlas beramal dalam setiap langkah dan tindakan. Dengan melakukan berbagai kebaikan di sela-sela aktivitas sehari-hari, kita dapat membiasakan diri untuk berbuat baik kepada sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan.

Editor: Sayed M. Husen

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top