Oleh: 

Supiati, S. Ag., M. Sos
Sekrtaris PD IPARI Kota Banda Aceh

Perubahan iklim kini menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Di bulan Oktober 2024, cuaca ekstrem semakin sering terjadi, seperti gelombang panas yang mencapai suhu di atas 35°C di beberapa wilayah dan hujan deras yang menyebabkan banjir di tempat lain. Kondisi ini bukanlah fenomena yang tiba-tiba, melainkan hasil dari ketidakseimbangan ekosistem yang dipicu oleh ulah manusia. Sebagai umat Islam, bagaimana kita seharusnya merespons perubahan iklim ini?

Sebagai umat Islam, fenomena ini mengharuskan kita untuk merenung dan memahami bagaimana ajaran agama bisa menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan lingkungan. Dalam Islam, menjaga kelestarian alam adalah amanah dari Allah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Melalui landasan Al-Qur'an dan Hadis, kita diajarkan untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga penjaga bumi.

Islam dan Amanah Manusia Terhadap Alam

Dalam Al-Qur'an, manusia disebut sebagai khalifah di bumi, yang berarti pemimpin atau penjaga alam. Allah SWT berfirman:

“Dan Dia (Allah) yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-An'am: 165).

Ayat ini menegaskan bahwa Allah telah memberikan bumi dan seluruh isinya kepada manusia sebagai amanah. Dengan status sebagai khalifah, manusia diberi tanggung jawab untuk merawat, melindungi, dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini dapat dilihat sebagai bentuk pengabaian terhadap amanah tersebut. Al-Qur'an juga mengingatkan bahwa kerusakan di bumi adalah akibat dari perbuatan manusia:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum: 41).

Perubahan Iklim dalam Konteks Islam

Perubahan iklim bukanlah sekadar masalah lingkungan, tetapi juga masalah moral dan spiritual. Islam mengajarkan mizan (keseimbangan) dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan manusia dengan alam. Ketika manusia mengeksploitasi alam tanpa memperhatikan keseimbangan, maka akan terjadi kerusakan, seperti perubahan iklim yang kita saksikan saat ini.

Sebuah hadis Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya merawat lingkungan: "Barang siapa yang menanam pohon, lalu ada makhluk hidup yang memakan dari pohon itu, maka itu adalah sedekah" (HR. Ahmad). Hadis ini menegaskan bahwa tindakan menjaga dan melestarikan alam, seperti menanam pohon, memiliki nilai spiritual dan pahala di sisi Allah SWT.

Langkah Nyata dalam Menghadapi Perubahan Iklim

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, Islam memberikan petunjuk yang jelas tentang bagaimana kita seharusnya bertindak. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh umat Islam adalah sebagai berikut:

1. Hemat Sumber Daya Alam

Islam menekankan pentingnya tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam penggunaan sumber daya alam. Allah berfirman: "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (QS. Al-A'raf: 31). Hemat energi, air, dan mengurangi limbah plastik adalah tindakan konkret yang sejalan dengan ajaran ini.

2. Melestarikan Lingkungan

Menjaga kebersihan dan keindahan alam merupakan bagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda: "Kebersihan adalah sebagian dari iman" (HR. Muslim). Menjaga lingkungan tetap bersih dari polusi, sampah, dan limbah industri adalah salah satu cara kita melaksanakan perintah Allah untuk merawat bumi.

3. Menanam Pohon dan Konservasi Alam

Menanam pohon tidak hanya membantu dalam mitigasi perubahan iklim, tetapi juga merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: "Jika Kiamat terjadi dan di tangan salah seorang dari kalian ada bibit pohon, maka tanamlah pohon itu" (HR. Ahmad). Menanam pohon adalah tindakan sederhana namun memiliki dampak besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

4. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan dalam Komunitas

Umat Islam dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat, baik melalui penyuluhan, pendidikan, maupun melalui contoh nyata. Nabi Muhammad SAW adalah contoh terbaik dalam hal ini, karena beliau selalu memperlakukan alam dengan penuh kasih sayang dan hormat.

Perubahan iklim adalah ujian besar yang menuntut kesadaran kolektif umat manusia, termasuk kita sebagai Muslim. Islam, dengan ajarannya yang kaya, telah memberikan pedoman moral dan spiritual untuk menghadapi tantangan ini. Sebagai khalifah di bumi, kita diberi tanggung jawab besar untuk menjaga keseimbangan dan melindungi lingkungan dari kerusakan. Setiap tindakan kecil yang kita ambil—seperti menghemat energi, mengurangi limbah, atau menanam pohon—adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Tindakan tersebut tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menjadi ladang pahala yang terus mengalir.

Marilah kita renungkan bahwa bumi ini adalah titipan yang harus kita jaga, bukan hanya untuk kita, tetapi untuk generasi mendatang. Amanah ini adalah kewajiban moral, spiritual, dan sosial kita. Dengan melestarikan bumi, kita tidak hanya menjaga keseimbangan alam, tetapi juga menunaikan ibadah kita kepada Allah. Maka, mari bersama-sama kita jadikan setiap langkah kita sebagai kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian alam, demi masa depan yang lebih baik, sejalan dengan ajaran agama yang kita cintai.

SHARE :
Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 facebook:

Post a Comment

 
Top