Pertemuan yang berlangsung di kantor BMA tersebut dihadiri Ketua BMA, Mohammad Haikal, ST, M.I.F.P, yang menyambut hangat kehadiran Prof Waryono. Dalam sambutannya, Haikal menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengelola potensi zakat di Aceh.
"Aceh memiliki tradisi kuat dalam pengelolaan dana keagamaan. Dengan dukungan Kemenag RI, kita berharap potensi zakat di Aceh dapat dimaksimalkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Haikal.
Prof Waryono menyampaikan apresiasi atas peran BMA dalam pengelolaan zakat dan infak. Menurutnya, Aceh memiliki posisi strategis dalam pengelolaan zakat nasional.
"Kemenag berkomitmen mendukung penguatan sistem pengelolaan zakat, sehingga dana zakat dan infak yang terkumpul dapat dimanfaatkan secara efektif," tegasnya.
“Agenda lainnya, penyamaan persepsi terkait status hukum zakat, klarifikasi perbedaan pendapat tentang zakat sebagai bagian dari keuangan negara, khususnya di Aceh, serta penguatan program unggulan Kemenag RI, seperti Gampong Zakat, Gampong Wakaf, dan KUA Pemberdayaan Ekonomi di Aceh,” ungkapnya.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat, kedua belah pihak sepakat mengenai pentingnya sinergi untuk meningkatkan pengelolaan zakat di Aceh. “BMA dan Kemenag RI berkomitmen untuk bekerja sama dalam memberdayakan dana zakat dan mengoptimalkan pengelolaan wakaf, dengan harapan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat kurang mampu,” ujar Prof Waryono. (Sayed M. Husen)
0 facebook:
Post a Comment