Kuliah lapangan ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Arkeologi, yang menjadi mata kuliah wajib di Prodi SKI. Kegiatan dilakukan dalam tiga tahap, dimulai dengan praktik identifikasi dan konservasi batu nisan di Kompleks Makam Poteumeurah pada 4 dan 22 November lalu. Tahap ketiga, yang berlangsung hari ini, berfokus pada survei objek cagar budaya lainnya.
Kegiatan ini didampingi oleh para dosen, di antaranya Marduati, Munawiah, dan Asmanidar, serta dilaksanakan atas kerja sama Prodi SKI UIN Ar-Raniry dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banda Aceh. Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud, Husni Alamsyah, turut hadir mendukung pelaksanaan kegiatan ini.
Kompleks Makam Poteumeurah sendiri merupakan situs pemakaman pemimpin Mukim Meuraxa pada abad ke-17 yang sempat mengalami kerusakan akibat tsunami 2004. Reposisi batu nisan di situs ini dilakukan oleh Disdikbud Kota Banda Aceh dengan merujuk pada foto lama dan informasi masyarakat setempat.
Marduati, dosen pengampu Mata Kuliah Arkeologi, menyebutkan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa dalam merawat dan melestarikan situs cagar budaya. "Di Makam Poteumeurah, terdapat 33 batu nisan yang menjadi objek identifikasi dan konservasi mahasiswa," ujarnya.
Muhammad Nasir, perwakilan Disdikbud yang juga bertugas di bidang analisis cagar budaya, menjelaskan bahwa nama-nama pada batu nisan di situs ini belum diketahui secara pasti. "Namun, nisan-nisan ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting untuk dilestarikan," katanya.
“Nisan-nisan tersebut memang sudah ada di Kampung Alue Deah Teungoh sebelum terjadinya tsunami 2004 silam. Kemudian nisan-nisan ini hancur dan terpisah dari tempatnya semula akibat dari tsunami 2004, kemudian di lakukan pemugaran dan reposisi kembali sesuai data-data cagar budaya pada tahun 1995,” tambahnya.
Selain Makam Poteumeurah, mahasiswa juga mengunjungi sejumlah titik survei lain, seperti Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Tua Ule Kareung, serta beberapa situs pemakaman bersejarah, termasuk Makam Iskandar Muda, Kandang XII, dan Kerkhof. Survei ini mencakup berbagai periode sejarah, mulai dari masa Islam, kolonial, kemerdekaan, hingga tsunami.
Ketua Prodi SKI, Hermansyah, menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini dengan menyediakan fasilitas transportasi berupa bus. “Harapannya, mahasiswa mampu melakukan identifikasi objek arkeologi secara mandiri dan memanfaatkan data survei ini sebagai bahan pameran,” ungkap Hermansyah.
Pameran hasil survei tersebut rencananya akan digelar di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry pada awal Desember 2024, dengan target audiens dari kalangan civitas akademika kampus.*
0 facebook:
Post a Comment