Oleh: Syahrati, M.Si

Penyuluh Agama Islam Kab. Bireuen

Masyarakat Aceh pada 27 November 2024, akan menghadapi momen bersejarah dalam menentukan arah masa depan melalui pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota. Ini adalah kesempatan emas bagi setiap warga untuk berperan aktif dalam menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan selama lima tahun ke depan. 

Sebagai bagian dari negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, kita diingatkan untuk memilih dengan bijak, cerdas, dan berlandaskan ajaran Islam yang mengutamakan pemimpin amanah dan bertanggung jawab.

Memilih dengan bijak

Pemilihan kepala daerah bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan momen yang menentukan arah kebijakan, pembangunan, dan kualitas hidup masyarakat. Pemimpin terpilih akan memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan infrastruktur. 

Oleh karena itu, memilih dengan hati nurani adalah keharusan demi masa depan Aceh yang gemilang.

Namun, godaan materi sering kali mengaburkan penilaian kita. Praktik sogokan atau iming-iming uang dari tim sukses adalah fenomena yang merusak integritas demokrasi. Menerima sogokan berarti mengkhianati prinsip keadilan dan merugikan masyarakat jangka panjang.

Larangan sogokan 

Islam tegas melarang segala bentuk sogokan. Rasulullah SAW bersabda: "Allah melaknat orang yang memberi dan menerima suap." (HR. Tirmidzi)

Tindakan ini melanggar prinsip keadilan, merusak tatanan sosial, dan menghalalkan yang haram. Jika kita menghadapi situasi ini, jangan ambil uangnya, dan jangan pilih calonnya. 

Dr. Yusuf al-Qaradawi juga menegaskan, bahwa pemimpin sah dalam Islam adalah mereka yang memimpin dengan adil dan amanah, bukan yang menggunakan kekayaan untuk manipulasi.

Pemimpin yang amanah

Sebagai umat Islam, kita diwajibkan memilih pemimpin yang amanah, adil, dan mengutamakan kepentingan umat. Hadis Rasulullah mengingatkan: "Siapa yang mengangkat orang yang tidak jujur sebagai pemimpin, dia akan merasakan penyesalan." (HR. Bukhari)

Pemimpin yang baik memiliki visi jelas, fokus pada rencana jangka panjang yang realistis; Kecakapan komunikasi, yaitu mampu menginspirasi dan mendengarkan rakyat; dan memiliki pendidikan dan pengalaman, bekal yang relevan untuk membuat keputusan bijak.

Peran masyarakat

Karena itu, masyarakat Aceh harus memilih berdasarkan rekam jejak, visi, dan misi calon pemimpin, bukan karena janji kosong atau sogokan. Pemimpin yang bijaksana bekerja demi kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan pribadi.

Jadi pada pilkada 27 November 2024 akan datang adalah kesempatan emas memilih pemimpin yang amanah, berintegritas, dan bertanggung jawab. Jangan biarkan uang mengendalikan suara kita. Pilihlah pemimpin yang mampu membawa perubahan positif dan memajukan Aceh.

Semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada kita semua untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top