Oleh: Juariah Anzib, S.Ag
Penulis Buku "Wawasan Religius dan Inspirasi"
Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang sempurna dari laki-laki itu banyak sekali jumlahnya. Namun tidak ada wanita yang sempurna selain Asiah binti Muzahim, Maryam binti Imran, dan Khadijah binti Khuwailid." (HR Muslim dan At-Tirmidzi).
Asiah tumbuh dalam keluarga penuh kasih sayang di tepian Sungai Nil yang indah. Ia dikenal sebagai anak yang rajin membantu ibunya, dengan pribadi ceria dan hati penuh kebahagiaan. Namun, masa kecilnya yang riang mulai berubah ketika ibunya melarangnya keluar rumah.
Masa Remaja Asiah
Dr. Abdurrahman Umairah dalam bukunya Wanita-wanita dalam Al-Qur'an mengisahkan bahwa ibunya melarang Asiah keluar rumah karena perubahan pada dirinya. Ibunya menjelaskan, "Engkau kini semakin cantik dan menarik, sehingga banyak pemuda yang akan datang meminangmu."
Seiring waktu, Asiah beranjak dewasa. Ia mulai membantu pekerjaan rumah tangga dengan penuh tanggung jawab. Kehidupannya yang damai berlanjut hingga suatu hari, ia melihat persiapan besar di sekitar Sungai Nil.
Ibunya menjelaskan bahwa penduduk Mesir tengah mempersiapkan "Hari Pengorbanan Sungai Nil", sebuah tradisi kuno yang dipercaya dapat mendatangkan keberkahan. Dalam tradisi ini, seorang gadis dipilih sebagai "Arus an-Nil" (Putri Sungai Nil) untuk dipersembahkan kepada sungai.
Asiah pun mengutarakan keinginannya menjadi Arus an-Nil. Namun, ibunya menolak dengan lembut, tak ingin kehilangan putri tercintanya.
Pertemuan dengan Fira’un
Ketika perayaan berlangsung, kecantikan Asiah memukau semua orang, termasuk Raja Fira’un. Terpesona oleh keanggunannya, Fira’un memutuskan menjadikan Asiah sebagai istrinya, bukan untuk dipersembahkan ke sungai.
Pernikahan Asiah dan Fira’un berlangsung megah. Asiah pun menjadi permaisuri, tinggal di istana megah yang berdiri di tepi Sungai Nil. Meskipun hidup dalam kemewahan, kelak ia dikenal sebagai ibu angkat Nabi Musa AS, yang menjadi bagian penting dalam kisah kenabian.
Kisah Asiah binti Muzahim adalah cerminan keteguhan iman dan keikhlasan hati, bahkan ketika hidup di tengah kemewahan dan kekuasaan. Ia menjadi teladan abadi bagi kaum wanita dalam sejarah Islam.
0 facebook:
Post a Comment