LAMURIONLINE.COM I ACEH BESAR - Musim Tanam (MT) Rendeng atau MT II Tahun 2024 di Kecamatan Simpang Tiga sudah memasuki jadwal tanam sejak Rabu tangal 30 Oktober 2024. Kawasan Persawahan Blang Pinto Paya Gampong Batee Linteung Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar menjadi wilayah binaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Simpang Tiga Dinas Pertanian Aceh Besar yang pertama sekali melakukan penanaman padi sawah.

Marlina selaku PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) setempat terlihat langsung turun kedalam sawah ikut menanam padi bersama petani binaannya. Marlina sendiri memiliki tiga desa binaan di dalam wilayah Kecamatan Simpang Tiga, yaitu, Desa Batee Lintueng, Nya dan Krueng Mak.

“Sekarang kegitana dilapang full karena sudah memasuki jadwak tanam padi, dan sangat berterimakasih kepada Dinas Pertanian Aceh Besar, dimana melalui Bidang Penyuluhan tepatnya dihari perdana tanam padi di Kecamatan Simpang Tiga, kami semua Penyulu Pertanian dibawah BPP Simpang Tiga diberi kesempatam ikut Bimbingan Teknis Penyuluh Pertania dan Petani dengan dua materi penting yaitu PUTS dan Pengelolaan OPT,” jelas Marlina di Batee Lintueng.

Materi PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) itu bertujuan untuk membekali PPL dan Petani dalam mengukur kadar atau jumlah kandungan pupuk N, P dan K serta kondisi pH tanah pada sawah. Dengan penggunaan alat dan bahan PUTS tersebut penyuluh dapat merekomendasikan jumlah pupuk yang dibutuhkan petani pada setiap musim tanam.

“Dengan PUTS ini kita dapat mengefesiensi penggunaan pupuk disawah, denga dosis yang tepat sesuai kebutuhan padi, maka hasilnya pun meningkat dan petani pun tidak berlebihan penggunaan pupuk, contoh kasus yang di Desa Batee Lintueng itu sendiri, penggunaan pupuk Urea atau N malah bisa membuat tanaman padi itu tidak bagus tumbuh berkembang karena tanahnya yang terus-menerus terendam air sehingga kondisi tanahnya menjadi asam,” jelas Khaidir, Koordinator BPP Simpang Tiga.




“Untuk kasus di kawasan sawah Blang Pinto Paya Desa Batee Linteung yang tanahnya dominan Asam, kita merekomendasikan penggunaan Kapur Dolomit dengan tujuan menetralkan pH tanah dari asam menjadi netral, kemudian penggunaan abu sisa pembakaran ditempat persemaian guna pencegahan hana, penggunaan pupuk organic Magnesuim Indapuri sejak pengolahan tanah sampai sebelum pindah tanam guna meningkatkan kesuburan tanah dan imun tanaman padi serta aplikasi Pestisida Nabati dalam pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),” tambah Khaidir.

Pengunaan Pestisida Kimia itu sendiri juga direkomendasi  ketika serangan OPT berada diatas ambang keseimbangan, dan itu tetap dalam monitoring petugas itu sendiri dengan pertimbangan konsep pertanian berkelanjutan (Agriculture Sustainable).*

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top