Empat profesor baru itu adalah Prof. Dr. drh. Nurliana,M.Si, Prof. Dr. Febriani, S.Si., M.Si, Prof. Dr. Muliadi Ramli, S.Si., M.Si, dan Prof. Dr. Ir. Muhammad Irham, S.Si., M.Si.
Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan mengatakan, saat ini reputasi USK semakin meningkat baik di level nasional dan global. Hal ini tidak lepas dari komitmen USK untuk menjadi pusat unggulan pada berbagai bidang keilmuan.
USK saat ini telah menjadi center of excellent di bidang ilmu kebencanaan dan riset atsiri Nilam Aceh. Untuk itulah, Rektor menilai peran profesor sangatlah krusial dalam menumbuhkan ekosistem riset dan inovasi di kampus ini.
“Para profesor harus menjadi ujung tombak atau champion dalam menggalang kolaborasi internal dan eksternal agar daya inovasi USK bermanfaat dan berdampak,” ucapnya.
Adapun riset keempat profesor ini adalah, Prof. Nurliana mengkaji pemanfaatan probiotik Bakteri Asam Laktat (BAL) dan cendawan untuk menjamin keamanan pangan asal hewani. Hasil risetnya membuktikan bahwa BAL Lactobacillus plantarum LP-1 UAP dapat dimanfaatkan sebagai probiotik pengganti obat dan promotor pertumbuhan.
Lalu Prof. Febriani risetnya terkait strategi efektif untuk produksi biodiesel secara biotransformasi demi terwujudnya ketahanan energi.
Prof. Febriani berupaya menemukan proses produksi alternatif lebih ramah lingkungan, yaitu dengan pemanfaatan kekayaan alam hayati laut Indonesia dan menemukan beberapa bakteri yang diisolasi dari daerah fumarol bawah laut Pria Laot Sabang.
Kemudian, Prof. Muliadi mengkaji pemanfaatan material anorganik Zirkalloy yang merupakan salah satu komponen penting pada instalasi PLTN, yang digunakan sebagai wadah (reactor) bahan bakar uranium.
Di tengah tuntutan kebutuhan energi yang besar, kajian Prof. Muliadi menjadi sangat penting, khususnya untuk mewujudkan sistem pembangkit energi nuklir yang lebih aman di masa depan.
Selanjutnya, Prof. Irham yang berupaya menemukan model Geomorfologi Pantai Berbasis Indeks untuk menganalisis kerentanan pesisir yang menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS).
Kajian ini sangatlah penting untuk kawasan pesisir Indonesia, khususnya pantai Aceh yang merupakan kawasan yang rawan terhadap bahaya. Seperti tsunami, perubahan iklim, dan kenaikan muka air laut.
Selain itu, para profesor harus menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas akademik. Penerapan integritas akademik yang baik terwujud jika civitas akademika dapat menggunakan mimbar akademik secara jujur, etis, benar dan bertanggungjawab. Maka para profesor harus menjadi teladan dan menjauhi perilaku yang dilarang Allah SWT.
“Mari kita jaga integritas akademik dari tindakan tidak etis, seperti plagiasi, fabrikasi, falsifikasi, joki publikasi dan bentuk kecurangan lainnya,” ucap Prof Marwan. (Sayed M. Husen)
0 facebook:
Post a Comment