Oleh: Supiati, S. Ag., M. Sos
Penyuluh Agama Kota Banda Aceh
Politik santun mengutamakan dialog cerdas yang tidak hanya mengedepankan fakta dan akal sehat, tetapi juga menghargai perbedaan pendapat. Bayangkan jika perbedaan bisa diselesaikan melalui diskusi yang santai, di mana setiap pihak tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan. Bukankah ini akan jauh lebih bermanfaat? Politik santun bukan hanya soal cara berbicara, tetapi juga soal sikap menghargai, bersikap terbuka, dan fokus pada tujuan bersama.
Dalam politik santun, dialog cerdas menggantikan debat panas. Ini bukan berarti menghindari konflik atau mengabaikan perbedaan. Sebaliknya, dialog cerdas adalah upaya untuk mengurai perbedaan dengan tenang dan mengarahkannya pada solusi. Di sini, setiap pihak berusaha untuk memahami, bukan sekadar untuk membuktikan bahwa dirinya yang paling benar. Seorang politisi atau pemimpin yang santun tidak melihat lawan politiknya sebagai musuh, melainkan sebagai mitra untuk mencapai tujuan bersama.
Mengapa dialog cerdas lebih efektif daripada debat panas? Karena dialog cerdas membuka pintu bagi perasaan saling menghormati, sementara debat panas sering kali membuat masing-masing pihak “tertutup” oleh argumennya sendiri. Sikap keras dalam debat bisa menimbulkan rasa benci, tetapi politik santun menciptakan ruang bagi pemahaman yang lebih dalam. Jika kita benar-benar ingin membangun bangsa, bukankah lebih baik kita bekerja sama ketimbang saling menjatuhkan?
Contoh nyata dari politik santun adalah kemampuan mendengar. Terlihat sederhana, tetapi dalam suasana politik saat ini, mendengar adalah seni yang jarang dipraktikkan. Ketika seseorang mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh, ia menunjukkan rasa hormat dan memberikan kesempatan pada orang lain untuk menyampaikan sudut pandangnya. Ini adalah landasan dari dialog yang cerdas, di mana semua orang merasa dihargai dan didengarkan.
Tidak hanya di level politik nasional, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, politik santun bisa kita praktikkan dalam setiap diskusi dan perdebatan. Mulailah dengan menghargai pendapat lawan bicara, tidak memotong pembicaraan, dan merespons dengan tenang. Tunjukkan bahwa kita menghargai dialog sebagai cara untuk mencapai pemahaman, bukan sebagai alat untuk memaksakan kehendak. Ketika kita mulai membiasakan politik santun dalam percakapan sehari-hari, kita akan melihat bahwa perbedaan bukanlah ancaman, melainkan potensi untuk menemukan solusi yang lebih kaya.
Pertanyaan ini sangat menggugah, dan mengingatkan kita pada inti dari kehidupan bermasyarakat. Memang, jika kita perhatikan, agama mengajarkan kedamaian, kesantunan, dan nilai-nilai luhur untuk hidup berdampingan dengan penuh kasih sayang. Tidak ada agama yang mendorong kekerasan atau permusuhan. Setiap agama mengajarkan pentingnya menghormati, memahami, dan memperlakukan orang lain dengan kebaikan.
Namun, mengapa kita masih sering lupa akan hal ini? Mungkin karena kita sering terjebak dalam ego dan rasa benar sendiri. Saat kita begitu fokus pada pembenaran diri, kita menjadi lupa bahwa hidup ini lebih bermakna ketika kita bisa berhubungan baik dengan orang lain. Kita terjebak dalam keinginan untuk selalu terlihat “benar” dan lebih baik daripada orang lain. Padahal, perbedaan adalah sesuatu yang alami. Maka tidak perlu menjadi alasan untuk berkonflik, tetapi bisa menjadi jembatan untuk saling belajar.
Kesantunan dalam berdiskusi, baik di politik maupun dalam kehidupan sehari-hari, adalah cara untuk menghormati nilai-nilai ini. Ketika kita bersikap santun, kita membuka pintu untuk komunikasi yang tulus. Kita memberikan kesempatan kepada orang lain untuk didengarkan, dan pada saat yang sama, kita juga menumbuhkan rasa saling percaya.
Jika kita mampu menumbuhkan politik santun dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya sedang menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis. Ini adalah keharusan bagi kehidupan yang lebih baik. Karena pada akhirnya, kesantunan bukanlah soal kekuatan atau kelemahan, melainkan jalan menuju kehidupan yang lebih damai, di mana perbedaan bukanlah ancaman, tetapi potensi untuk hidup lebih kaya secara batin, budaya, dan kemanusiaan.
Politik santun adalah jalan menuju dialog yang cerdas, bukan sekadar debat panas. Di tengah perbedaan pendapat, politik santun menawarkan cara untuk mendekatkan hati, bukan sekadar memenangkan argumen. Dengan menerapkan dialog yang santun dan menghargai, kita dapat menyaksikan perubahan nyata dalam masyarakat. Ketegangan yang tadinya sering terjadi akan tergantikan oleh kedamaian, dan keretakan yang tadinya memisahkan akan tertutup oleh rasa hormat.
Jadi, yuk kita mulai menerapkan politik santun dalam kehidupan sehari-hari, baik di media sosial, di lingkungan kerja, maupun dalam percakapan di rumah. Dengan dialog yang cerdas, kita bisa berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih damai, bersatu, dan penuh rasa saling menghargai. Karena di penghujung hari, Indonesia yang kuat dan aman bukanlah hasil dari suara yang lantang, tetapi dari suara yang bijak.
0 facebook:
Post a Comment