LAMURIONLINE.COM I BANDA ACEH - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Hasballah, mendorong PT Pembangunan Aceh (PEMA) bertransformasi menjadi holding company yang mampu mengintegrasikan seluruh lini bisnis di Aceh. Gagasan ini mencakup sektor strategis seperti minyak dan gas (migas), mineral dan batubara (minerba), perikanan, agribisnis, serta sektor-sektor potensial lainnya.

Dalam rapat kerja (Raker) Komisi III dengan jajaran direksi PT PEMA di ruang Komisi III DPRA, Rabu (18/12/2024), Hasballah menegaskan, pembentukan holding company langkah strategis memperkuat posisi ekonomi Aceh.

“Melalui struktur holding, PEMA dapat menjadi entitas yang lebih terintegrasi, mengurangi tumpang tindih kegiatan usaha, meningkatkan efisiensi, dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Ini agar PEMA mampu bersaing dan memberikan kontribusi optimal bagi pertumbuhan ekonomi Aceh,” ujar Hasballah.

Menurutnya,  pembentukan holding company memungkinkan PT PEMA mempercepat pengambilan keputusan strategis, sebab seluruh lini usaha dikelola dalam satu payung manajemen, mengembangkan inovasi dan diversifikasi usaha tanpa terganggu oleh fragmentasi manajemen. 

“PEMA juga dapat memaksimalkan efisiensi operasional, termasuk alokasi sumber daya manusia dan finansial, meningkatkan daya saing Aceh dalam berbagai sektor ekonomi strategis, baik di tingkat nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Hasballah juga meminta Pemerintah Aceh memberikan dukungan untuk mewujudkan gagasan ini. 

“Kami di Komisi III meminta Pemerintah Aceh mengambil langkah komprehensif, baik dalam penyusunan regulasi, kebijakan, maupun pendanaan. Holding company ini akan menjadi instrumen penting membangun masa depan ekonomi Aceh yang lebih mandiri,” tambahnya.

Aceh memiliki potensi besar di berbagai sektor ekonomi, namun tanpa pengelolaan yang terstruktur dan terintegrasi. Peluang ini sering kali terhambat oleh kurangnya koordinasi dan tumpang tindih kebijakan.

“Dengan holding company, seluruh anak usaha PEMA dapat disinergikan, mulai dari sektor migas hingga agribisnis. Ini juga memungkinkan investasi baru masuk, baik dari dalam maupun luar negeri,” jelas Hasballah.

Raker dipimpin Ketua Komisi III DPRA, Hj Aisyah Ismail dan dihadiri oleh anggota komisi lainnya, Armiadi (Wakil Ketua), Hadi Surya (Sekretaris), Edi Sadiqin, Dialami, serta Nurkhalis.

Sementara dari PT PEMA turut hadir Direktur Utama Ir. Faisal Saifuddin, Direktur Umum dan Keuangan Lukman Age, MSoc.Sc, Sekretaris Perusahaan Reza Irwanda, Humas Cut Nanda Risma Putri, Manajer Migas & EBTKE T. Raja Raden, Manajer Keuangan Rahayu Annisa, serta Manajer Anak Usaha/Afiliasi  Sayid Fakhreza Abdala.

PT PEMA memaparkan kinerja dan tantangan yang dihadapi, termasuk pengelolaan anak perusahaan dan afiliasi di sektor migas, minerba, serta energi baru terbarukan.



Direktur Utama PT PEMA, Ir. Faisal Saifuddin, menyambut baik gagasan pembentukan holding company. 

“Kami mendukung ide transformasi menjadi holding yang mampu mengelola semua lini bisnis secara terintegrasi, namun hal ini membutuhkan dukungan Pemerintah Aceh, terutama dalam aspek regulasi dan pendanaan,” kata Faisal.

Ketua Komisi III DPRA, Hj. Aisyah Ismail, menutup rapat dengan rasa optimis langkah ini dapat diwujudkan. 

“Kami berharap PEMA tidak hanya menjadi penggerak ekonomi Aceh, tetapi juga model perusahaan daerah yang profesional, inovatif, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Komisi III dan PT PEMA sepakat membangun ekosistem bisnis yang modern dan ekonomi Aceh yang kuat dan berdaya saing tinggi. (Sayed M. Husen)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top