Oleh: Juariah Anzib, S.Ag
Penulis Buku Wawasan Relegius Dan Inspirasi
Suatu ketika Asiah duduk termenung di tepian sungai Nil. Air gemercik membuat suasana hati semakin rindu si buah hati. Ia menginginkan hadirnya seorang bayi sebagai belahan jiwa. Namun tiba-tiba suara dayang-dayang menyentakkan lamunannya, ia meneriakkan sesuatu. Ternyata para dayang menemukan sebuah peti kemas yang hanyut dalam sungai Nil. Mereka mengangkat dan mencoba membukanya. Anehnya peti tersebut tidak bisa terbuka. Akan tetapi takkala Asiah menghampiri peti kemas dengan mudahnya ia dapat membukanya.
Dalam bukunya Wanita-wanita Dalam Al-Quran Dr. Abdurrahman Umairah mengisahkan, alangkah tercengangnya Asiah dan para dayang-dayang. Ternyata isi peti tersebut seorang bayi mungil laki-laki yang sangat tampan. Dengan segera Asiah menggendong dan memeluknya. Seakan bagaikan sebuah jawaban dari renungannya yang selama ini ia resahkan. Rasa kasih sayang tumbuh dalam jiwanya. Seakan Asiah enggan melepaskan pelukannya terhadap sang bayi tersebut.
Asiah memperlihatkan bayi tersebut kepada suaminya Fir'aun. Dengan segera sang raja hendak membunuh bayi itu. Karena selama ini ia sedang berusaha mengatasi kelahiran bayi laki-laki yang dianggap sebagai pengguling kekuasaannya. Sebagaimana mimpinya yang di takbirkan oleh para ahli nujum kerajaan. Namun berkat permohonan Asiah istrinya, bayi tersebut terselamatkan.
Peristiwa demi peristiwa terjadi sejak bayi Musa berada dalam istana kerajaan Fir'aun. Diantaranya dengan kehendak Allah sang bayi Musa disusui oleh ibu kandungnya sendiri. Sunggub suatu keajaiban yang luar biasa. Seterusnya Musa beranjak dewasa hingga diangkat menjadi rasul Allah Swt. Hal itu sebagai bukti bahwa Musa-lah sebagai pengguling kerajaan Fir'aun yang selama ini mengaku diri sebagai raja sekaligus tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya.
Dr. Abdurrahman Umairah menuliskan, takkala Musa mulai menentang kekuasaan Fir'aun yang sesat dan dhalim, maka ia di usir dari istana sebagai musuh besar kerajaan. Betapa sedihnya Asiah karena harus berpisah dengan buah hatinya. Perempuan mana yang tidak remuk jiwanya kehilangan anak yang sangat dicintainya. Meskipun tidak melahirkannya, namun ia telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Akan tetapi sang permaisuri kembali bahagia ketika mendengar kabar dari Hazqial suami Masyitah bahwa Musa masih hidup dan dalam keadaan baik-baik saja.
Musa as bersama saudaranya Harun as. berdakwah mengenalkan Allah kepada umat manusia. Yaitu tuhan Musa dan Harun dan tuhan semua makhluk. Fir'aun sangat marah dan memusuhinya hingga berusaha membunuhnya. Ia mengerahkan tukang-tukang sihir untuk melawan Musa. Hancurnya perasaan Asiah saat mendengar kekejaman suaminya Fir'aun terhadap anaknya. Hatinya gundah gulana dan matanya tidak bisa terpejam saat tidur. Ia terus memikirkan putranya Musa. Tidak sanggup membayangkan jika Musa terbunuh. Sehingga datang Hazqial suami Masyithah untuk menenangkannya.
Suatu ketika ditengah-tengah ketenangan, terdengarkan suara kegaduhan. Asiah segera keluar untuk melihat apa yang terjadi. Betapa bahagianya ia ketika melihat sosok putranya Musa yang tinggi dan gagah perkasa bersama saudaranya Harun berada di hadapan Fir'aun. Namun sayang, pertemuan tersebut bukanlah suatu kedamaian. Akan tetapi sebagai ajang perdebatan sengit antara sang ayah dengan anak asuhnya.
Musa berdakwah untuk menyadarkan ayah angkatnya Fir'aun. Berdebatan antara Musa dan Fir'aun sangat menegangkan. Menyaksikan hal tersebut, bertambahlah keimanan dan ketauhidan Asiah. Namun ia dan Masyitah sangat khawatir dengan keselamatan Musa. Karena kekejaman Fir'aun dan tipu muslihat perdana mentrinya Haman. Sehingga mereka menguji kehebatan mu'jizat nabi Musa dengan para tukang sihir. Dan pada akhirnya dapat dikalahkan oleh tongkat nabi Musa as.
Fir'aun kalah, ia kembali ke istana dengan kemarahan dan kemurkaan yang luar biasa. Ia berkata kepada istrinya Asiah bahwa akan membunuh Musa dengan kedua tanganya. Asiah ingin membantahnya, namun sebelum suaranya keluar tiba-tiba Fir'aun berteriak keras, "Mengapa engkau tidak marah kepada Musa seperti aku...?" Asiah berkata, "Sesungguhnya perdana menterimu Haman ingin memisahkanmu dengan Musa." Akan tetapi kemarahannya telah mengalahkan nasihat Asiah.
Wafatnya Sang Wanita Mulia
Tanpa disadari Fir'aun, ternyata Hazqial bendarahawan kerajaan dan istrinya Masyithah telah menjadi pengikut Musa. Ia sangat terkejut dan tersentak, bagaimana bisa pengikut Musa ada dalam istana. Fir'aun sudah melampaui batas. Ia membunuh Masyitah dan keluarganya yang sudah beriman kepada Tuhannya Musa. Fir'aun bagaikan singa yang terluka. Ia mengamuk dan menghukum siapa saja yang menyembah tuhan selain dirinya. Asiah ingin meminta syafaat, namun kemarahan suaminya telah menutupi akal sehatnya. Keluarga Masyitahpun syahid dalam tungku api.
Menurut Dr. Abdurrahman Umairah, Fir'aun terlalu kejam. Ia juga menghukum Asiah istrinya sendiri karena telah beriman kepada kenabian Musa. Qatadah berpandangan bahwa Fir'aun adalah raja yang paling kafir dan paling sesat dari semua manusia di muka bumi. Ibnu Jarir dari Abi Utsman dari Sualiman juga berkata bahwa Asiah istri Fir'aun disiksa dibawah terik matahari. Dikala Fir'aun pergi meninggalkannya, para malaikat datang memayungi Asiah dengan sayapnya. Ibnu Jarir dari Abi Bazzah berkata, ketika ditanya "Siapa yang akan menang?" Asiah menjawab, "Yang menang Musa dan Harun."
Ia juga berkata, "Aku beriman kepada Tuhan Musa dan Harun." Lalu Fir'aun datang dan berkata, "Lihatlah batu yang besar itu, jika ia tetap pada keimananya, maka tindihlah dengannya. Dan jika ia menarik perkataannya ia tetap menjadi istriku." Saat Fir'aun datang, Asiah mengangkat pandangannya ke langit dan melihat rumahnya di surga. Ia tetap pada pendiriannya hingga Allah Swt mengangkat nyawanya. Sehingga ketika batu besar digelindingkan, ia hanya menimpa tubuh yang sudah tidak bernyawa lagi. Asiah telah mementingkan keimanannya dari pada kemegahan istana. Itulah Asiah binti Muzahim. Perempuan sempurna yang mempertahankan keimanannya dengan segenab jiwa. Wanita yang dimuliakan Allah, berderajat tinggi dan mendapatkan tempat istimewa dalam surga.
Dari kisah yang mengharukan ini kita dapat mengambil hikmah bahwa hati yang telah dihiasi dengan ketauhidan yang kuat tidak akan mudah terpengaruhi oleh kemegahan duniawi. Bunda Asiah wanita mulia yang patut diteladani. Keimanannya sanggup mengalahkan dunia dengan gemerlap dan kemewahan istana yang megah. Allah telah mempersiapkan rumah khusus di surga sebagai balasan yang telah dijanjikan. Mari kita teladani keteguhan iman sang wanita penghuni surga ini.
0 facebook:
Post a Comment