Kepala UNICEF Perwakilan Aceh, Andi Yoga Tama, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Kemenag Bireuen dan para penyuluh agama dalam mendukung edukasi kesehatan keluarga.
“Penyuluh agama memiliki posisi strategis di tengah masyarakat. Dengan keterampilan komunikasi yang baik, mereka dapat menjadi agen perubahan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan ibu dan anak, terutama di daerah-daerah yang membutuhkan perhatian lebih,” ujar Andi.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, seperti yang diwujudkan dalam pelatihan ini, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Bireuen, Iskandar, SHI saat membuka pelatihan secara resmi, menegaskan peran strategis penyuluh agama sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat.
“Penyuluh agama tidak hanya bertugas menyampaikan pesan keagamaan, tetapi juga memikul tanggung jawab besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan keluarga, terutama kesehatan ibu dan anak,” ujarnya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber ahli Dr. Syari Afrianingsih, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kabupaten Bireuen yang menyampaikan materi tentang Nutrisi Ibu Hamil, Bayi/Balita, dan Imunisasi.
Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil dan anak-anak, serta manfaat imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya.
Narasumber lainnya, Fitri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen menyajikan materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Pelibatan Ayah dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Keluarga.”
Ia menjelaskan, perilaku hidup bersih dan sehat bukan hanya tanggung jawab ibu, melainkan juga membutuhkan peran aktif ayah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan keluarga secara menyeluruh.
Sementara itu, Direktur Yayasan Darah untuk Aceh, Nurjannah Husen, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan membekali para penyuluh agama dengan keterampilan komunikasi yang efektif, empatik, dan berbasis budaya.
“Pendekatan ini dirancang agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan secara optimal kepada masyarakat, terutama kepada calon pengantin, guna meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kesehatan ibu, anak, dan keluarga,” ungkapnya.
“Pelatihan ini didanai oleh UNICEF melalui Yayasan Darah untuk Aceh. Dukungan ini memungkinkan terlaksananya kegiatan yang berfokus pada penguatan kapasitas dan keterampilan komunikasi para penyuluh agama,” ujarnya.
Nurjannah menjelaskan, materi-materi yang disampaikan dalam pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan komunikasi, kemampuan mendengarkan aktif, menyampaikan pesan secara kreatif, serta membangun hubungan harmonis dengan masyarakat.
“Dengan pelatihan ini, diharapkan para penyuluh agama dapat menjalankan perannya sebagai agen perubahan yang mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan secara lebih efektif dan berempati,” pungkasnya. (Sayed M. Husen/Syahrati)
0 facebook:
Post a Comment