LAMURIONLINE.COM I ACEH BESAR - Intensitas hujan yang tinggi sejak 4 Januari 2025 di Aceh Besar, telah membuat 131 hektar padi sawah di Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar terdampak banjir. Laporan ini disampaikn oleh petugas lapangan yang berwenang dalam melaporkan kondisi terkini dari Dampak Perubahan Iklim (DPI) dari Laboratorium Pangamat Hama Penyakit UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (UPTD BPTPHP) Provinsi Aceh.

“kami setiap hari mengamati DPI yaitu banjir yang sedang merendam 131 hektar persawahan di wilayah tugas saya di Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar. Banjir yang melanda wilayah ini merupakan air kiriman dari Kecamatan tetangganya yaitu Kecamatan Suka Makmur serta ditambah air dalam saluran irigasi Krueng Jreu Indapuri melimpah dan intensitas hujan  tinggi di Kecamatan Simpang Tiga itu sendiri,” ungkap Vivi Yana Zamzami selaku petugas yang berwenang melaporkan kondisi terkini DPI di wilayah Simpang Tiga.

Kondisi banjir yang telah merusak berkali-kali tanaman padi petani Simpang Tiga Kabuptaen Aceh Besar sejak pertama mulai tanam di November 2024 lalu telah menarik perhatian Kepala Lab. Pangamat Hama Penyakit UPTD BPTPHP Provinsi Aceh, Faridah. Menurut Faridah kondisi melimpahnya air kiriman dari kecamatan tetangga memperparah banjir yang melanda persawahan ditengah intensitas hujan yang tinggi di wilayah Kecamatan Simpang Tiga ini.

“Menurut pengamatan saya saat turun langsung pada pengamatan 15 Januari 2024 ada tiga sumber air yang berperan memperburuk kondisi banjir, debit ait yang berlimpah dalam saluran irigasi Krueng Jreu Indapuri, itu yang pertama. Yang kedua adalah limpahan air dari Kecamatan tetangga, yakni Kecamatan Suka Makmur dan yang ketiga adalah intensitas hujan yang tinggi di wilayah Simpang Tiga itu sendiri,” jelas Faridah di Kantor Lab. Pangamat Hama Penyakit UPTD BPTPHP Provinsi Aceh di Banda Aceh.

Kunjungan Kepala Laboratorium tersebut juga didampingi Petugas POPT, Vivi Yana Zamzami,  BABINKANTIBMAS Polsek Simpang Tiga, Miswa dan Surya, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Simpang Tiga, Khaidir serta Penyuluh Pertanian, Eko Susanti.





Seperti yang diketahui, pada musim tanam kedua ini, Kecamatan Simpang Tiga sudah tiga kali dilanda banjir, mulai November 2024 yang merusak 190 hektar padi sawah, kemudian akhir Desember 2024 dan terakhir Januri 2025 yang telah merusak 131 hektar. Kondisi tersebut membuat petani hanya bisa pasrah.

“Kami hanya bisa pasrah dan sangat mengharapkan adanya bantuan benih baru dari pemerintah agar kami bisa menanam kembali,” harap Dewi, petani Gampong Nya Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar.

Menurut Khaidir, Koordinator BPP Simpang Tiga, petani sudah tiga kali harus tabur benih dan tanam ulang, kondisi demikian membuat biaya produksi semakin besar. Harapan kita semua petani dapat bersabar dengan musibah banir ini da nada kepedulian dari Pemerintah, baik Kementerian Pertanian maupun Dinas Pertanian itu sendiri.*

Editor: Cek Abrar

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top