“kami setiap hari mengamati DPI yaitu banjir yang sedang merendam 131 hektar persawahan di wilayah tugas saya di Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar. Banjir yang melanda wilayah ini merupakan air kiriman dari Kecamatan tetangganya yaitu Kecamatan Suka Makmur serta ditambah air dalam saluran irigasi Krueng Jreu Indapuri melimpah dan intensitas hujan tinggi di Kecamatan Simpang Tiga itu sendiri,” ungkap Vivi Yana Zamzami selaku petugas yang berwenang melaporkan kondisi terkini DPI di wilayah Simpang Tiga.
Kondisi banjir yang telah merusak berkali-kali tanaman padi petani Simpang Tiga Kabuptaen Aceh Besar sejak pertama mulai tanam di November 2024 lalu telah menarik perhatian Kepala Lab. Pangamat Hama Penyakit UPTD BPTPHP Provinsi Aceh, Faridah. Menurut Faridah kondisi melimpahnya air kiriman dari kecamatan tetangga memperparah banjir yang melanda persawahan ditengah intensitas hujan yang tinggi di wilayah Kecamatan Simpang Tiga ini.
“Menurut pengamatan saya saat turun langsung pada pengamatan 15 Januari 2024 ada tiga sumber air yang berperan memperburuk kondisi banjir, debit ait yang berlimpah dalam saluran irigasi Krueng Jreu Indapuri, itu yang pertama. Yang kedua adalah limpahan air dari Kecamatan tetangga, yakni Kecamatan Suka Makmur dan yang ketiga adalah intensitas hujan yang tinggi di wilayah Simpang Tiga itu sendiri,” jelas Faridah di Kantor Lab. Pangamat Hama Penyakit UPTD BPTPHP Provinsi Aceh di Banda Aceh.
Kunjungan Kepala Laboratorium tersebut juga didampingi Petugas POPT, Vivi Yana Zamzami, BABINKANTIBMAS Polsek Simpang Tiga, Miswa dan Surya, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Simpang Tiga, Khaidir serta Penyuluh Pertanian, Eko Susanti.
“Kami hanya bisa pasrah dan sangat mengharapkan adanya bantuan benih baru dari pemerintah agar kami bisa menanam kembali,” harap Dewi, petani Gampong Nya Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar.
Menurut Khaidir, Koordinator BPP Simpang Tiga, petani sudah tiga kali harus tabur benih dan tanam ulang, kondisi demikian membuat biaya produksi semakin besar. Harapan kita semua petani dapat bersabar dengan musibah banir ini da nada kepedulian dari Pemerintah, baik Kementerian Pertanian maupun Dinas Pertanian itu sendiri.*
Editor: Cek Abrar
0 facebook:
Post a Comment