LAMURIONLINE.COM | BIREUN  -  Gizi seimbang selama kehamilan dan periode awal kehidupan anak cukup penting. Demikian pula, peran imunisasi juga dianggap perlu dalam mencegah berbagai penyakit yang dapat membahayakan kesehatan anak.

Nutrisionis Ahli Muda Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, Fitriani, S.SiT, M.Keb, menyampaikan hal itu dalam Pelatihan Penguatan Kapasitas Penyuluh Melalui Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) di Aula Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bireuen, Jumat (17/1/2025). 

“Pola hidup bersih dan sehat merupakan langkah pencegahan penyakit. Selain itu, peran ayah dalam pengasuhan anak dan pengambilan keputusan terkait kesehatan keluarga sebagai elemen penting dalam mendukung kesejahteraan keluarga,” tambah Fitriani. 

Pelatihan ini diadakan oleh Unicef Aceh bekerja sama dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Aceh, yang diikuti oleh 30 peserta dari unsur penyuluh agama dan penghulu.

Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kabupaten Bireuen, Iskandar, SHI membuka pelatihan secara resmi. Ia didampingi oleh Ketua Yayasan Darah Untuk Aceh (YDUA), Nurjannah Husein dan Ketua Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Bireuen, Drs. Muzakir. 

Iskandar mengatakan, meskipun fokus utama pelatihan ini penguatan kapasitas penyuluh agama, keikutsertaan penghulu dalam kegiatan ini memberikan nilai tambah yang signifikan. Sebagai pihak yang berperan aktif dalam memberikan bimbingan kepada masyarakat, penghulu diharapkan menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang berbasis agama dan budaya.

Iskandar menekankan perlunya kolaborasi penyuluh agama dan penghulu dalam mewujudkan masyarakat yang sehat secara fisik dan spiritual. “Pelatihan ini untuk membekali peserta dengan keterampilan menyampaikan pesan kesehatan ibu dan anak secara efektif, empatik, dan relevan dengan konteks budaya masyarakat,” ungkapnya.

Selanjutnya, fasilitator Agus Agandi memandu sesi Pengenalan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dengan membahas teknik komunikasi interpersonal yang efektif. Peserta diajak memahami pentingnya empati, penyesuaian terhadap konteks budaya, dan adaptasi dalam berbagai situasi untuk meningkatkan efektivitas penyampaian pesan kepada masyarakat.

Sementara rencana tindak lanjut dipandu oleh Aqsa dari UNICEF. Peserta menyusun strategi implementasi hasil pelatihan di lingkungan masyarakat masing-masing.



Syahrati, salah satu fasilitator Kemenag Bireuen, mengungkapkan apresiasinya terhadap antusiasme peserta. "Pelatihan ini memberikan kesempatan bagi penyuluh agama dan penghulu untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dalam menyampaikan pesan kesehatan yang berbasis empati dan relevansi budaya. Pendekatan ini sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Bireuen," ujarnya.

Syahrati mengharapkan, para penyuluh agama dan penghulu di Kabupaten Bireuen dapat berperan sebagai agen perubahan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak. 

“Sinergi ini merupakan wujud komitmen bersama dalam menciptakan keluarga sejahtera di Aceh, baik secara fisik maupun spiritual,” ungkapnya. (Sayed M. Husen)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top