Oleh: Fakrizan,S.Pd (Ayah Akhi)

Rezeki itu memang pada hakikat dari Allah SWT, namun kita sebagai hamba tetap wajib berusaha dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Siapa yang sangka dikala Allah titipkan Rezeki melalui program pemerintah tentang perekrutan PPPK maka ini merupakan hasil dari perjuangan dalam kata "sabar" bagi kita yang selama bertahun-tahun jadi "tenaga bakti atau honorer". 

Kini mereka memetik hasil dari perjuangannya. Saya juga dulu seorang tenaga bakti, masih teringat di kepala saya  dan ini menjadi kenangan yang sangat terkesan. Saat itu 2003 kami menerima rezeki Rp 25,000 dari seorang guru senior, kami tidak tau dan tidak tanya itu uang apa, yang ada beliau bilang "nyo na bacut untuk dron bapak Fakrizan" seraya berucap "Alhamdulillah terimakasih bu".

Banyak lagi cerita perjuangan temen-temen yang lebih pahit dari kita, yang sebenarnya semua orang tau itu, malah ada saudara kita dalam usia sudah seumur orang tua kita masih ikhlas dan semangat jadi tenaga honorer belum diangkat, pas kemarin diangkat setahun kemudian eh sudah memasuki pensiun. Semua ini kita sebagai hamba tetap selalu bersyukur. 

Melalui tulisan ini saya selaku penulis mengajak temen-temen dimanapun berada, profesi apa saja bagi yang belum lulus PPPK dan ASN bersabarlah semua akan ada hikmahnya. Kemudian dalam kehidupan ini masih banyak peluang-peluang kegiatan lain yang bisa ditekuni tidak mesti jadi ASN Atau PPPK, banyak penjual gorengan seperti siomay keliling, gerobak kacang dan lain-lainnya, (maaf ini hanya sebagai contoh rasa semangat), kita bangga pada mereka, malah  mampu menyekolahkan anak-anaknya lagi sampai keperguruan tinggi dan sekolah-sekolah yang luar biasa hebat, apalagi kalau anaknya serius dalam menekuni belajar sampai mendapat perhatian pemerintah melalui beasiswa dan lain-lain fasilitas negara.

Beberapa hari yang lalu ada seorang berkata sama saya. "Kini hadir penyesalan tidak melanjutkan pengabdian lagi setelah berkeluarga, Pak, kini temen-temen seangkatan saya dulu waktu di SMA, baik di profesi guru, juga di instansi kantor lainnya setelah sekian lama honor kini mereka sudah lewat ASN dan juga PPPK. Saya jadi cemburu pak". Lalu kami cuma memberi tanggapan itu "Semua sudah Allah tentukan rezeki, mungkin kita tidak disitu, Insya Allah ada tempat lain, yang penting berusaha dengan sungguh-sungguh di jalan yang benar pasti dapat rezeki dan terpenting lagi halal, sekarang jalani dan kerja apa saja demi keluarga, anak dan istri". 

Saya berharap kepada temen-temen yang belum lulus ASN Atau PPPK tetap semangat, jadilah pahlawan keluarga.

Jangan mengeluh dikala imbalan yang kamu terima sedikit, tapi ucaplah Alhamdulillah. Para honorer, baik di PAUD, TK atau tingkat SD, MIN sampai SMA/MA bersabarlah, Insya Allah semua kita perlahan akan seperti mereka yang hari ini sudah lulus. 

Begitu juga penulis ingin menyampaikan tenaga pendidikan informal yakni "Guru TPA" yang  mengajar sore hari, huruf-huruf kalam Ilahi dari dasar iqra' mungkin selama ini orang menganggap itu  melelahkan, mengurus anak-anak kecil yang rewel, aduh pusing, lagi mengajari private iqra' yang satu orang santri, sedangkan santri lainnya lari-lari, menganggu temannya, dan malah ada yang sampai kencing di lantai masjid atau di TPA para ustazah yang nyuci dan sebagainya, sebab ini orang terkadang banyak yang tidak mau mengajar apalagi tau gaji/honor hanya cukup untuk beli sabun, atau minimal bisa isi minyak kereta sehingga banyak yang tidak mau mengajar lagi, mereka keluar. 

Apalagi kita tau betul kondisi para pengajar TPA karena sejak 1998 kami sudah aktif di wadah tersebut tau betul keluh kesah kondisi di dalam kegiatan karena kita terlibat langsung. 

Penulis selalu menyampaikan kepada para ustad-ustazah bersabarlah mendidik anak umat, generasi Qurani, karena kita tahu ke depan nikmat apalagi yang akan Allah titip terhadap perjuangan ini.

Selamat bagi sahabat semua yang sudah lulus baik ASN maupun PPPK jadilah tanggungjawab amanah yang ada pada kita ini ladang amal untuk hari akhir kelak, dan kepada yang belum ada rezeki atau tidak lulus, bersabarlah ini ujian sementara yang Allah uji pada kita sebagai hambaNYA.

Penulis adalah Seorang Pengiat Sosial di Aceh Besar.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top