Oleh: Syahrati, M.Si

Penyuluh Agama Islam Kab. Bireuen

Shalat kewajiban utama setiap Muslim, namun tak jarang ia dipandang hanya sebagai kewajiban rutinitas belaka tanpa pemahaman mendalam tentang esensi spiritualnya. Padahal, shalat momen istimewa seorang hamba menghadap langsung kepada Allah Swt, tanpa perantara dan batasan. 

Allah Swt memberikan kesempatan dalam shalat kepada manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya secara langsung, sebagaimana firman Allah dalam hadis qudsi:

"Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, dan hamba-Ku akan mendapatkan apa yang dia minta. Ketika hamba-Ku berkata, 'Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,' maka Aku berkata, 'Hamba-Ku memuji-Ku...'" (HR. Muslim).

Shalat bukan hanya rutinitas harian, tetapi kebutuhan jiwa. Di tengah kesibukan dunia yang sering menimbulkan kegelisahan, shalat menjadi tempat kembali yang menenangkan. 

Allah SWT berfirman: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28).

Sujud momen tertinggi 

Dari semua gerakan dalam shalat, sujud momen paling istimewa. Sujud bukan hanya sekadar meletakkan dahi di atas lantai, tetapi merupakan simbol tertinggi dari kepasrahan total seorang hamba kepada Tuhannya. 

Rasulullah saw bersabda: "Posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang bersujud. Maka, perbanyaklah doa." (HR. Muslim).

Hadis ini menegaskan, sujud waktu terbaik menuangkan segala rasa, keluh kesah, dan doa kepada Allah Swt. Dalam sujud, seorang Muslim menghilangkan egonya, mengakui kebesaran Allah, dan menyadari kelemahannya sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Filosofi dua sujud

Dalam kitab Futuhat al-Makkiyyah karya Ibn 'Arabi, sujud diuraikan sebagai simbol penghayatan manusia terhadap asal-usul penciptaannya yang berasal dari tanah. Sayidina Ali juga mengingatkan filosofi mendalam dari dua sujud dalam shalat. 

Sujud pertama mengingatkan manusia, bahwa ia berasal dari tanah, tempat asal penciptaannya. Dari tanah itu ia tumbuh dan diberi amanah sebagai khalifah di muka bumi.

Manusia juga memiliki batas akhir kehidupannya. Setelah meninggal dunia, ia kembali menjadi tanah. Sujud kedua melambangkan kebangkitan di Hari Akhir (yaum al-bi’ts), saat manusia mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama hidup di dunia. 

Dua sujud dalam shalat mengajarkan, hidup hanyalah perjalanan singkat yang diapit oleh awal penciptaan dan kebangkitan di akhirat kelak.

Doa dalam sujud

Rasulullah saw menganjurkan umat memperbanyak doa saat sujud. Mengapa? Karena dalam posisi sujud, hati seorang hamba lebih khusyuk, rasa kehadiran Allah lebih terasa, dan ketulusan doa semakin memuncak. 

Sujud mencerminkan kerendahan hati seorang hamba yang sepenuhnya bergantung kepada Tuhannya.

Berdoalah dengan tulus di saat sujud, baik dalam shalat wajib maupun sunnah. Mintalah ampunan, keberkahan, dan petunjuk hidup. Allah Swt tidak pernah menolak doa hamba-Nya yang memohon dengan kesungguhan hati.

Manfaat gerakan sujud

Selain manfaat spiritual, sujud juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. HA Saboe dalam bukunya Hikmah Kesehatan dalam Shalat mengungkapkan, setiap gerakan shalat, termasuk sujud, membawa dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental.

Penelitian medis modern menunjukkan, gerakan sujud meningkatkan aliran darah ke otak, mengurangi stres, memperbaiki fleksibilitas dan kesehatan sendi, dan membantu detoksifikasi tubuh. 

Gerakan sujud juga meluruskan tulang belakang dan mencegah gangguan postur tubuh. Kombinasi gerakan rukuk, sujud, dan duduk iftirasy dalam shalat menjadi salah satu cara menjaga keseimbangan tubuh secara alami.

Semoga setiap sujud yang kita lakukan, baik dalam shalat maupun dalam kehidupan sehari-hari, mengantarkan kita lebih dekat kepada Allah Swt. Dengan memahami makna sujud secara mendalam, kita akan merasakan kedamaian spiritual dan meraih manfaat kesehatan, yang menjadi bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top