Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Wawasan Religius dan Inspirasi


Banyak wanita mulia di antara para wanita shalihah. Kelebihan mereka tidak dapat dianggap biasa saja, karena semua itu bukanlah hal yang mudah untuk diraih. Tidak sembarang wanita mendapatkan kemuliaan seperti yang diperoleh para mukminah shalihah dalam mengukir sejarah. Mari kita mengenal seorang muslimah luar biasa yang penuh inspirasi dalam keshalihannya.

Wanita mulia yang dimaksud adalah Ummu Ruman binti ‘Amir Al-Kinaniyyah. Ia istri tercinta dari sahabat terdekat Rasulullah, Abu Bakar Ash-Shiddiq, sekaligus ibunda dari Ash-Shiddiqah Aisyah, istri Rasulullah saw., serta Abdurrahman bin Abu Bakar.

Dalam bukunya 66 Muslimah Pengukir Sejarah, Ummu Isra’ menulis, Ummu Ruman termasuk golongan orang-orang yang pertama masuk Islam. Bersama suaminya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, sayyidah mulia ini mempertaruhkan jiwa, raga, dan hartanya di jalan Allah. Ia rela berkorban demi mendukung perjuangan dakwah Rasulullah saw hingga titik darah penghabisan.

Sebagai istri yang shalihah, Ummu Ruman rela ditinggal sang suami yang mengemban tugas mulia. Abu Bakar mempertaruhkan nyawanya untuk mendampingi Rasulullah saw. dalam hijrah ke Madinah. Tanpa berkeluh kesah, Ummu Ruman dan anak-anaknya siap membantu perjalanan hijrah tersebut hingga Rasulullah saw. tiba di Madinah dengan selamat.

Ummu Isra’ menulis, setelah Rasulullah saw dan Abu Bakar tiba di Madinah, Ummu Ruman bersama putrinya, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Asma, menyusul keberangkatan hijrah. Mereka ditemani oleh Zaid bin Haritsah dan Abu Rafi’, maula Rasulullah. Zaid adalah sahabat Rasulullah yang lebih dahulu masuk Islam dari kalangan budak. Ia diutus oleh Rasulullah saw membawa dua ekor unta dan lima ratus dirham sebagai perbekalan untuk menjemput keluarga Abu Bakar Ash-Shiddiq ke Madinah.

Ketulusan dan pengorbanan Ummu Ruman sebagai istri sahabat yang sangat dicintai Rasulullah saw patut dibanggakan. Berkat bimbingannya, Ummu Ruman mampu mendidik anak-anaknya dengan sempurna. Sejak awal dakwah hingga akhir hayatnya, sayyidah mulia ini tetap setia dan tulus mendampingi perjuangan suaminya.

Rasulullah saw sangat memuliakan Ummu Ruman. Dalam suatu riwayat, Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang ingin melihat wanita dari golongan bidadari surga, maka lihatlah Ummu Ruman.” (HR al-Hakim). Sabda ini menjadi kabar gembira atas keutamaan dan pengorbanannya di jalan Allah.

Akhir hayat Ummu Ruman penuh dengan keharuan. Sayyidah yang sangat dibanggakan ini wafat semasa Rasulullah saw masih hidup. Pada saat penguburannya, Rasulullah saw sendiri turun ke liang lahat dan memohonkan ampunan baginya dengan bersabda, “Ya Allah, tidak ada yang tersembunyi dari-Mu segala perkara yang telah ditemui Ummu Ruman demi membela-Mu dan membela Rasul-Mu.” (HR al-Hakim).

Ummu Ruman telah mempersembahkan banyak hal untuk Islam. Ia berkorban dengan jiwa dan hartanya demi mendukung dakwah Rasulullah saw. dengan penuh ketulusan. Perjuangannya menjadi teladan bagi umat Islam sepanjang masa.

Semoga kisah perjuangan istri mulia dari sahabat terdekat Rasulullah saw ini dapat menjadi inspirasi bagi kita. Tidak ada yang abadi selain amal shalih dan kesucian hati. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.*

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top