*Menyikapi Khitan Perempuan: Bijak dalam Syariat, Aman dalam Medis


LAMURIONLINE.COM I BIREUN - Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Bireuen menggelar Halaqah Muslimah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jeumpa, Kamis, (30/1/ 2025). Kegiatan ini untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada para Muslimah IPARI Bireuen terkait praktik khitan perempuan, baik dari perspektif hukum Islam maupun dampaknya terhadap kesehatan.

Acara diawali dengan sesi belajar tilawah yang dipandu oleh Ustazah Putri Mizanna. Suasana khusyuk dan penuh keberkahan menyelimuti sesi ini. Para peserta dengan tekun berusaha memperbaiki bacaan Al-Qur’an sebagai bagian dari peningkatan spiritual.

Selanjutnya, materi utama disampaikan oleh Apt Intan Sari SFarm MKM dengan topik Khitan Perempuan: Perspektif Islam dan Implikasinya pada Kesehatan. Dalam pemaparannya, Intan Sari menguraikan berbagai sudut pandang fikih terkait khitan perempuan, mulai dari yang mewajibkan hingga yang menganggapnya sebagai anjuran atau tradisi budaya. 

Ia juga menekankan pentingnya memahami aspek medis dari praktik ini agar dilakukan secara aman, sesuai dengan standar kesehatan, guna menghindari risiko infeksi atau komplikasi lainnya.

Diskusi dalam halaqah juga menyoroti regulasi yang berlaku di Indonesia terkait praktik khitan perempuan. Kebijakan Kementerian Kesehatan tidak merekomendasikan praktik khitan jika tidak dilakukan sesuai dengan standar medis yang jelas. 

Karena itu, peserta didorong memahami regulasi secara bijak dan menyampaikan edukasi berbasis ilmu dan syariat kepada masyarakat, guna menjaga kesehatan perempuan sambil tetap menghormati nilai-nilai agama.

Selain sesi pemaparan materi, peserta mengikuti berbagai kegiatan interaktif seperti permainan edukatif dan pembagian doorprize. Aktivitas ini dirancang untuk menguji pemahaman mereka terhadap materi yang telah disampaikan, sekaligus menambah semangat dan antusiasme selama acara berlangsung.

Sekretaris IPARI Bireuen, Syahrati, dalam sambutannya menegaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas penyuluh agama dalam memahami isu-isu keagamaan yang berkaitan dengan aspek sosial dan kesehatan. 

"Kami berharap halaqah ini memberikan wawasan yang komprehensif bagi para penyuluh, sehingga mereka dapat menyampaikan informasi yang benar dan edukatif kepada masyarakat," ujarnya.



Para peserta yang terdiri dari muslimah IPARI Bireuen menunjukkan antusiasme tinggi dalam diskusi. Mereka aktif mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait praktik khitan perempuan di berbagai daerah. Dalam suasana hangat dan terbuka, halaqah menjadi wadah saling bertukar pengetahuan dan memperkuat komitmen dalam menyampaikan pesan yang tepat kepada masyarakat.

Melalui kegiatan ini, kata Syahrati, diharapkan para muslimah IPARI Bireuen memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai khitan perempuan dan dapat memberikan edukasi yang tepat kepada masyarakat. “Dengan demikian, praktik keagamaan dapat dijalankan dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan hak-hak perempuan, sesuai dengan tuntunan syariat dan prinsip keamanan medis,” pungkasnya. (Sayed M. Husen)

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top