Oleh: Sayed Muhammad Husen
Ketua BKM Asy-Syuhada Lampanah
Syariat Islam itu kaffah, mencakup segala aspek kehidupan, termasuk mengatur cara manusia berinteraksi dengan lingkungan. Allah Swt menciptakan alam semesta dengan keseimbangan yang sempurna dan mengamanahkan manusia tanggung jawab sebagai khalifah (pemimpin) untuk menjaga keseimbangan di bumi.
Allah berfirman: "Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Maka barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah menambah kerugian mereka belaka." (QS. Fatir 35:39)
Manusia sebagai khalifah diberikan hak memanfaatkan sumber daya alam, sekaligus memiliki kewajiban menjaga dan melestarikannya. Merusak lingkungan berarti mengkhianati amanah yang telah diberikan Allah Swt.
Karena itu, Allah Swt meminta manusia berpikir dan merenungi penciptaan alam ini sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Allah Swt berfirman, penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam adalah tanda bagi orang-orang yang memiliki akal. (QS Ali ‘Imran 3:190-191).
Dengan merenungkan penciptaan alam, akan lahir kesadaran bahwa setiap makhluk perlu berpikir dan menunjukkan sikap, bahwa tidak ada ciptaan Allah Swt yang sia-sia. Hal ini menuntut manusia tidak semena-mena dalam mengeksploitasi sumber daya alam.
Menjaga Lingkungan
Menjaga lingkungan merupakan keharusan sosial, kewajiban hukum negara, dan bagian dari ibadah kepada Allah Swt. Rasulullah saw mencontohkan berbagai cara dalam menjaga lingkungan, salah satunya dengan menanam pohon.
Rasulullah saw bersabda: "Muslim mana saja yang menanam sebuah pohon lalu ada orang atau hewan yang memakan dari pohon tersebut, niscaya akan dituliskan baginya sebagai pahala sedekah." (HR. Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)
Menanam pohon akan memberikan manfaat jangka panjang dan menjadi amal jariah, amal yang pahalanya terus mengalir meskipun seseorang telah wafat.
Hadis lain menyebutkan: "Jika terjadi kiamat dan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma, maka jika ia mampu menanamnya sebelum kiamat tiba, hendaklah ia menanamnya." (HR. Ahmad)
Dalam kaitan ini, Rasulullah menegaskan, betapa pentingnya menjaga kelangsungan kehidupan, bahkan dalam situasi paling kritis sekalipun.
Akibat Ulah Manusia
Dalam kehidupan sekarang ini, banyak manusia yang lalai terhadap amanah ini. Kerusakan lingkungan terjadi di berbagai tempat akibat eksploitasi yang tidak terkendali, pembakaran hutan, perambahan hutan, dan perusakan sungai. Pencemaran air, udara, dan penggunaan bahan kimia berbahaya terjadi dimana-mana.
Allah Swt mengingatkan dalam firman-Nya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Rum 30: 41)
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini mengingatkan, kemaksiatan manusia pasti berdampak langsung terhadap kelestarian bumi. Maksiat itu seperti ketamakan dalam eksploitasi alam, pemborosan sumber daya, dan pencemaran lingkungan. Maksiat lainnya dalam bentuk merusak hutan, yang semuanya akan membawa bencana bagi manusia itu sendiri.
Contoh nyata kerusakan lingkungan akibat ulah manusia antara lain, deforestasi dan bencana alam, seperti penggundulan hutan tanpa reboisasi yang menyebabkan erosi tanah dan banjir. Hilangnya hutan sebagai penyerap karbon meningkatkan suhu bumi, mempercepat perubahan iklim, serta menyebabkan pemanasan global.
Kerusakan lainya terjadi dalam bentuk pencemaran air dan udara. Limbah industri yang dibuang ke sungai tanpa pengolahan menyebabkan kematian ekosistem air dan krisis air bersih. Polusi udara dari kendaraan dan pabrik meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan merusak atmosfer bumi.
Demikian pula akan terjadi krisis keanekaragaman hayati. Eksploitasi laut yang berlebihan, seperti penangkapan ikan dengan bom atau racun, merusak terumbu karang dan ekosistem laut. Perburuan liar menyebabkan punahnya berbagai spesies yang berperan dalam keseimbangan ekosistem.
Solusi Islam
Dalam hal ini, Islam memberikan panduan mengatasi masalah lingkungan dengan cara, pertama, menanam dan melestarikan pohon. Rasulullah saw menganjurkan umatnya menanam pohon dan bercocok tanam sebagai bagian dari ibadah. Menanam pohon menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Menjadi sumber makanan bagi manusia dan hewan.
Kedua, Islam mengajarkan supaya menghindari pemborosan sumber daya alam. Islam melarang sikap boros dan mubazir dalam segala hal, termasuk dalam penggunaan sumber daya alam.
Allah Swt berfirman: "Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS Al-A’raf 7:31).
Aksi yang dapat dilakukan oleh umat Islam dengan menghemat penggunaan air, tidak membuang makanan, dan menggunakan energi secara bijak.
Ketiga, tidak merusak lingkungan. Rasulullah saw melarang perbuatan yang merugikan makhluk hidup lainnya, termasuk membuang sampah sembarangan, mencemari air, dan membakar hutan.
Rasulullah saw menegaskan: "Janganlah kalian membuang kotoran atau sesuatu yang membahayakan di jalanan yang dilalui orang, karena hal itu termasuk perbuatan yang menyakiti." (HR. Muslim).
Dalam hal ini, Rasulullah saw mengajarkan setiap individu dan penyelenggara negara supaya memiliki tanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan, sekecil apa pun peran dan kebijakan yang dapat diterapkan.
Keempat, membuat kebijakan ramah lingkungan. Negara dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Memprioritaskan program penghijauan, pengelolaan sampah yang baik, dan pelestarian ekosistem laut.
Karena itu, menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab negara, aktivis lingkungan, dan juga kewajiban setiap muslim sebagai bagian dari ibadah kepada Allah Swt. Bukankah Islam mengajarkan, alam adalah titipan yang harus dijaga, bukan dieksploitasi secara serakah.
Umat Islam mesti menyadari, bahwa kerusakan alam akibat dari tangan dan kebijakan manusia sendiri. Jika tidak segera diperbaiki, generasi mendatang akan menanggung akibat negatifnya.
Saatnya setiap pribadi muslim memulai langkah kecil dengan suka enanam pohon, merawat tanaman, dan menghemat air. Kita lakukan hemat energi, mengurangi penggunaan plastik, sampah anorganik, serta tidak membuang sampah sembarangan.
Jika saja setiap pribadi muslim menerapkan kebiasaan ini, maka bumi tetap lestari dan memberikan manfaat bagi seluruh makhluk. Kita juga berharap penyelanggara negara lebih tegas lagi melakukan penegakan hukum terhadap berbagai bentuk perusakan lingkungan. *
0 facebook:
Post a Comment