Oleh: Syahrati, S.HI., M. Si.
Penyuluh Agama Islam Kab.Bireuen
Ramadhan bulan penuh berkah yang selalu dinanti oleh umat Islam. Setiap tahun, masyarakat melaksanakan ibadah dengan ritme yang sudah tertata: berbuka, shalat maghrib, isya, tarawih, dan beristirahat untuk bangun sahur. Tradisi ini telah mengakar dan terbukti efektif dalam menjaga semangat ibadah.Belakangan muncul wacana mengundur waktu azan isya hingga pukul 21.00 WIB selama Ramadhan. Wacana ini tentu didasarkan pada niat baik, mungkin untuk memberi lebih banyak waktu setelah berbuka, namun perubahan ini perlu ditinjau dari berbagai aspek, terutama dampaknya terhadap semangat ibadah umat.
Ibadah bukan hanya soal jadwal, tetapi juga tentang kebiasaan dan kesiapan hati. Jika shalat isya diundur, ada kekhawatiran banyak orang justru lebih terlena dalam aktivitas lain setelah berbuka, sehingga semakin sulit kembali ke masjid. Kebiasaan yang sudah berjalan baik seharusnya tidak diubah tanpa alasan yang benar-benar kuat.
Islam menekankan pentingnya menunaikan shalat wajib di awal waktu sebagai salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat pada waktunya."
Menyegerakan shalat, termasuk shalat isya, merupakan bagian dari kesempurnaan ibadah. Hal ini juga diperkuat dengan perintah dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa: 103)
Menjaga waktu shalat sesuai dengan kebiasaan yang tertanam dalam masyarakat juga memiliki hikmah besar. Salah satunya adalah menjaga kesinambungan ibadah lain, terutama di bulan Ramadhan. Jika shalat tarawih selesai lebih awal, umat memiliki pilihan yaitu bisa langsung istirahat dan bangun lebih segar di waktu sahur, atau melanjutkan ibadah lainnya seperti membaca Al-Qur'an dan qiyamul lail.
Jika waktu isya diundur, justru ada potensi semakin banyak orang yang terlarut dalam aktivitas duniawi hingga sahur, tanpa sempat beristirahat maupun memperbanyak ibadah sunnah lainnya.
Bagi individu yang terbiasa menghabiskan waktu di warkop hingga sahur, perubahan waktu shalat isya tidak akan serta merta mengubah kebiasaan mereka. Shalat lebih awal atau lebih lambat, mereka tetap berada di tempat yang sama hingga larut malam. Justru dengan shalat lebih awal dan tarawih diselenggarakan seperti biasa, peluang mengarahkan mereka ke masjid lebih besar daripada memberi kelonggaran waktu yang bisa dimanfaatkan untuk hal yang kurang produktif.
Peningkatan Kualitas Ibadah
Daripada mengubah waktu shalat, lebih bijak jika kita fokus pada bagaimana meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan. Salah satu caranya dengan memperbanyak kajian keislaman sebelum atau setelah tarawih, sehingga umat tidak hanya menjalankan ibadah secara rutin, tetapi juga semakin memahami maknanya.
Selain itu, gerakan shalat subuh berjamaah juga perlu ditingkatkan, karena tidak sedikit yang bersemangat melaksanakan tarawih tetapi melewatkan subuh di masjid. Ramadan juga bisa mendorong lebih banyak interaksi dengan Al-Qur’an melalui tadarus bersama, serta memperbanyak sedekah. Dengan pendekatan ini, semangat ibadah tetap terjaga tanpa harus mengubah aturan yang telah berjalan dengan baik.
Jika sebagian orang merasa kesulitan dengan jadwal shalat yang biasa, mereka bisa mencari solusi pribadi, misalnya memilih masjid yang menyediakan opsi tarawih lebih malam atau mengakhirinya setelah merasa tubuh benar-benar fit. Hal ini jauh lebih bijak daripada mengubah sistem ibadah yang sudah terbukti efektif dalam masyarakat.
Menguatkan Spirit Ramadhan
Tradisi ibadah Ramadhan selama ini bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan sistem yang membantu umat tetap konsisten dalam beribadah. Perubahan waktu shalat isya bukanlah solusi utama dalam meningkatkan kualitas ibadah, justru bisa berpotensi menurunkan semangat berjamaah.
Karena itu, Ramadhan seharusnya menjadi momen memperkuat kedisiplinan ibadah, bukan mengubah pola yang sudah terbukti efektif. Hal yang lebih penting, bagaimana kita menghidupkan Ramadhan dengan ibadah yang berkualitas, sehingga bulan suci ini benar-benar menjadi waktu terbaik mendekatkan diri kepada Allah.
Editor: Sayed M. Husen
0 facebook:
Post a Comment