LAMURIONLINE.COM I BANDA ACEH - Kelompok Wanita Tani Gampong Deah Baro Banda Aceh terus konsisten dalam mempertahankan sistem usahataninya yang mengusung konsep pertanian organik. Dibawah binaan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Kota Banda Aceh, edukasi dalam penguatan dan peningkatan sumber daya manusia dalam hal ini anggota kelompok terus diberikan. Kali ini kegiatan yang dilakukan berupa demontrasi cara pembuatan pestisida nabati dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar rumah anggota kelompok.
“Saya lihat banyak tumbuhan mimba (bak Bhem dalam bahasa Aceh) yang tumbuh disemak belukar dan ditanam sebagai pohon peneduh dipinggir jalan disekitar pemukiman warga yang bisa kita olah sebagai bahan pertisida nabati, saya lihat warga sering membuang dan membakarnya. Dari situ saya tertarik memanfaatkan tumbuhan tersebut yaitu daunnya sebagai bahan pestisida nabati,” jelas Idarniati, PPL Desa Deah Baro Kota Banda Aceh, Kamis (13/2/2025)
Pemilihan dan terus mempertahan konsep pertanian organic didesa binaanya menurut Idarniati yang merupakan Alumni jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USK adalah agar kegiatan dengan ibu-ibu anggotani tani ramah anak-anak dan lingkungan.
“Di sini yang kita bina adalah khusus ibu-ibu yang tentu memiliki anak kecil atau balita, jadi setiap aktiviatas anggota kelompok tidak bisa terlepas dari mengasuh anak. Sehingga konsep pertanian organic atau “back to nature” ini sangat tepat,” tambahnya.
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan pestisida nabati atau pesnab adalah, daun mimba, batang sere, lengkuas dan sabun colek sebagai perekat.
Menurut ketua KWT Peusaho Rakan, Sri Wahyuni, kegiatan aktivitas pemanfaatan pekarangan unutk ketahanan pangan ini baru setahun berjalan yakni dari tahun 2024.
“Alhamdulillah sudah setahun berjalan, kami ada 25 orang ibuk-ibuk yang tergabung kedalam KWT Peusaho Rakan ini. Selama kegiatan ini kami sangat merasakan positifnya terutama konsep organiknya, jadi kami aman dari bahan kimia terutama anak-anak kami yang sering ikut kami dilahan tidak perlu kwatir akan bahan kimia yang membahayakan.” jelas Sri Wahyuni.
Semoga konsistensinya dalam mempertahankan konsep pertanian organik ini bisa menjadi motivasi bagi warga disekitarnya dalam mengelola lahan pekarangan rumahnya untuk kegitana ketahanan pangan yang sedang giat-giatnya dicanangkan oleh pemerintah secara Nasional. (Khaidir)
0 facebook:
Post a Comment