Oleh: Ismail Darimi, S.Pd.I., M.Ag.

lamurionline.com -- Di kalangan remaja masa kini, istilah “Ubur-ubur, Ikan Lele” sedang populer dan sering digunakan dalam berbagai percakapan. Meski awalnya hanya tren di dunia maya, frasa ini memiliki makna yang lebih dalam jika kita kaitkan dengan dunia pendidikan. Ubur-ubur yang pasif dan hanya mengikuti arus dapat melambangkan peserta didik yang menjalani pendidikan tanpa arah dan motivasi, sementara ikan lele yang tangguh dan mampu bertahan di berbagai kondisi mencerminkan semangat juang dalam meraih prestasi.

"Ubur-ubur, Ikan Lele, Ayo Berprestasi, Le!" bukan sekadar ajakan, tetapi sebuah tantangan bagi para peserta didik untuk menentukan sendiri sikap mereka, tetap pasif mengikuti arus atau menjadi pejuang tangguh yang siap menghadapi tantangan. Pendidikan bukan sekadar tentang hadir di kelas dan mengerjakan tugas, tetapi juga membangun karakter unggul yang akan menjadi bekal menghadapi masa depan.

Semangat Berprestasi: Cerminan Karakter Peserta Didik

Dalam lingkungan sekolah atau madrasah, kita bisa melihat berbagai tipe siswa dengan cara berpikir yang berbeda-beda. Ada yang penuh motivasi, aktif dalam kegiatan, dan selalu berusaha berkembang. Namun, ada juga yang sekadar menjalani hari-hari tanpa tujuan yang jelas, hanya bergerak mengikuti arus tanpa semangat untuk berkompetisi.

Apa yang membuat perbedaan ini? Banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari dorongan keluarga, inspirasi dari guru, hingga pengaruh lingkungan. Siswa yang memiliki tujuan jelas akan lebih termotivasi untuk berusaha, sementara yang lain mungkin terjebak dalam kenyamanan atau distraksi yang ditawarkan era digital.

Di sinilah pentingnya menanamkan kesadaran intrinsik dalam diri peserta didik bahwa belajar bukan hanya tentang nilai, tetapi juga tentang membangun masa depan. Pendidikan seharusnya menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru, bukan sekadar rutinitas yang dijalani tanpa makna.

Metafora “Ubur-ubur dan Ikan Lele” dalam Pendidikan

Metafora ini menggambarkan dua tipe peserta didik dalam menghadapi tantangan: - Ubur-ubur. Mengikuti arus, tanpa arah yang jelas. Mereka belajar hanya karena tuntutan, mudah menyerah saat menghadapi kesulitan, dan cenderung menghindari tantangan. - Ikan Lele. Adaptif, tahan banting, dan penuh daya juang. Mereka tidak takut kotor, tidak takut susah, dan selalu mencari cara untuk bertahan serta berkembang dalam kondisi apa pun.

Kita tentu ingin lebih banyak siswa memiliki mentalitas ikan lele—yang tidak mudah menyerah dan selalu mencari cara untuk berkembang. Mentalitas ini tidak datang begitu saja, tetapi perlu dibangun melalui pendidikan yang menanamkan kemandirian, kreativitas, dan ketekunan.

Mengapa Semangat Berprestasi Penting?

Berprestasi bukan hanya tentang nilai tinggi atau trofi juara. Lebih dari itu, ini adalah mentalitas untuk selalu memberikan yang terbaik dalam segala hal. Peserta didik dengan semangat berprestasi akan lebih mandiri dalam belajar dan tidak hanya mengandalkan guru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu haus ilmu, tidak mudah menyerah dalam menghadapi kegagalan, mampu mengelola waktu dan memanfaatkan peluang dengan baik.

Sebaliknya, tanpa semangat berprestasi, seseorang cenderung hanya menjalani pendidikan sebagai formalitas, tanpa memikirkan bagaimana ilmu yang mereka pelajari akan berguna di masa depan.

Tantangan dalam Menumbuhkan Semangat Berprestasi

Menumbuhkan semangat berprestasi bukan perkara mudah. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain: Pertama, kurangnya motivasi internal. Banyak peserta didik belajar hanya karena kewajiban, bukan karena dorongan dari dalam diri. Kedua, kepercayaan diri yang rendah. Ketakutan akan kegagalan membuat mereka ragu untuk mencoba dan berkompetisi. Ketiga, minimnya orientasi masa depan. Tanpa tujuan yang jelas, mereka cenderung hanya mengikuti arus tanpa arah. Keempat, lingkungan belajar yang kurang mendukung. Jika sekolah dan keluarga tidak memberikan apresiasi terhadap usaha peserta didik, mereka bisa kehilangan motivasi. Kelima, distraksi digital. Media sosial dan hiburan online sering kali lebih menarik daripada buku pelajaran.

Strategi Membangun Semangat Berprestasi

Bagaimana cara membangun semangat berprestasi di kalangan peserta didik? Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

Pertama, menciptakan budaya belajar yang kompetitif dan inspiratif. Guru harus mampu membangun suasana belajar yang menantang tetapi tetap menyenangkan. Pembelajaran yang inovatif, seperti diskusi aktif, proyek penelitian, dan kompetisi akademik maupun non-akademik, bisa menjadi pemacu semangat.

Kedua, memberikan inspirasi melalui kisah sukses. Mengenalkan peserta didik pada kisah-kisah inspiratif dari tokoh-tokoh hebat dapat memotivasi mereka untuk terus berusaha. Bahkan, alumni atau sosok di sekitar mereka yang sukses bisa menjadi role model yang lebih nyata.

Ketiga, pendekatan berbasis ninat dan bakat. Tidak semua siswa unggul di akademik. Ada yang berbakat di seni, olahraga, atau keterampilan lainnya. Memberikan mereka ruang untuk berkembang sesuai minatnya akan membuat mereka lebih termotivasi.

Keempat, memanfaatkan teknologi secara positif. Platform pembelajaran digital, video edukatif, dan kelas daring bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan minat belajar, asalkan digunakan dengan bijak.

Kelima, peran aktif orang tua dan guru. Bimbingan dan dukungan dari orang tua serta guru sangat penting. Motivasi yang diberikan dari lingkungan terdekat akan membantu peserta didik tetap semangat dalam mencapai prestasi.

Ayo Berprestasi, Le!

Setiap peserta didik memiliki pilihan mau menjadi Ubur-ubur yang pasif dan hanya mengikuti arus, atau menjadi Ikan Lele yang penuh daya juang dan tak mudah menyerah. Pendidikan adalah perjalanan panjang yang akan membentuk karakter dan masa depan mereka.

Semangat berprestasi bukan hanya tentang mendapatkan nilai tinggi, tetapi tentang bagaimana membentuk kebiasaan berpikir positif, bekerja keras, dan selalu ingin menjadi lebih baik setiap hari. Dengan menanamkan semangat ini, kita tidak hanya menciptakan generasi yang cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki ketangguhan, integritas, dan jiwa kepemimpinan.

Maka, mari bersama-sama menumbuhkan semangat berprestasi dalam diri setiap peserta didik! Karena prestasi sejati bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang bagaimana kita terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

*)Penulis adalah Plt Kepala MAN 3 Aceh Besar dan Bendahara PW PERGUNU Aceh

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top