LAMURIONLINE.COM | ACEH BESAR - Bunda Inklusi Kabupaten Aceh Besar Ny. Yasmaidar Saifuddin Dikukuhkan, pengukuhan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembinaan DWP Kankemenag Kabupaten Aceh Besar. Pengukuhan berlangsung di Aula Asrama Haji Banda Aceh, Rabu, 12 Februari 2025.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Bunda Inklusi Aceh, Ny Nurlaili Azhari, Ketua FPMI Aceh, Dr H Ummiyani, Ketua FPMI Banda Aceh, Pokjawas Aceh Besar, Ketua K2MA, MI, MTs dan Ketua FPMI Aceh Besar, Nurharlina SPdI MPD dan pengurus serta pengurus DWP Kemenag Aceh Besar.
Bunda Inklusif Provinsi Aceh Ny. Nurlaili Azhari dalam sambutannya menyampaikan semua pihak harus terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang madrasah inklusif dan harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif yang setara tanpa ada perbedaan.
Namun menurut Nurlaili, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan madrasah inklusif. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya inklusif dalam pendidikan.
"Untuk itu perlu adanya Forum Pendidik Madrasah Inklusif dan Pengukuhan Bunda Inklusi sesuai dngan PMA no 1 Tahun 2024 tentang Madrasah Inklusif, dan Aceh Besar sesuai informasi yang kami terima, FPMI sudah dibentuk dan di lantik dua tahun lalu tepatnya 16 Maret 2023 di MIN 25 Aceh Besar" pungkasnya.
Sementara Ketua FPMI Aceh Dr. Hj. Ummiyani menyebutkan dengan adanya bunda inklusi dimulai dari provinsi maupun kabupaten kota akan terciptanya madrasah inklusi dengan pembelajaran yang setara, dimana peserta didik berkebutuhan khusus tidak pernah meminta dilahirkan dengan segala keterbatasan,” ujarnya.
Oleh sebab itu diharapkan kerjasama dan perhatian dari seluruh pengurus FPMI yang sudah dibentuk bersama bunda inklusi yang telah dikukuhkan menjadikan satu pemikiran dalam membantu, membimbing, mendampingi dan memberikan perhatian yang sama bagi semua peserta didik yang ada di madrasah,” pungkas Ummiyani juga Kepala MTsN 1 Model Banda Aceh.
Bunda Inklusi Aceh Besar, Ny Yasmaidar Saifuddin usai dikukuhkan memohon arahan dan bimbingan penuh dari Bunda Inklusi Aceh dan Ketua FPMI Aceh. Yasmaidar menyebut Kemenag saat ini telah menetapkan regulasi terkait siswa inklusi dengan peserta didik umumnya tanpa perbedaan. Memupuk nilai nilai kebersamaan dan toleransi sesama mereka. "Saat ini data sebanyak 21 madrasah terdapata 295 siswa inklusi dengan jenis bervariasi. Yang terbanyak adalah lamban dalam belajar," ujar Yasmaidar.
"Ini merupakan tugas kita semua dan sama-sama berkomitmen untuk terus mendidik para siswa dengan segala keterbatasannya dan tidak membeda-bedakan," tambahnya.
Yasmaidar juga menitip pesan Kakankemenag Aceh Besar, H Saifuddin SE, yang secara khusus mendukung penuh kegiatan pengukuhan Bunda Inklusi di Aceh Besar walaupun tidak sempat hadir dalam kegiatan pengukuhan.
"Kepala kantor tidak bisa hadir karena dalam waktu yg sama menghadiri gladi pelantikan Bupati dan Wakil bupati Aceh Besar," ujar Yasmaidar yang juga Ketua DWP Kemenag Aceh Besar ini.
Di sela sambutan turut diputarkan cuplikan video terkait siswa inklusi dan kegiatan FPMI di Kabupaten Aceh Besar.
Liputan: Cek Abrar
0 facebook:
Post a Comment