Oleh: Jufri Aswad, S. Ag

Tak terasa bulan ramadhan datang lagi bersama kita, ini merupakan nikmat yang sangat besar diberikan oleh Allah swt. Sementara ada saudara-saudara kita yang terlebih dulu dipanggil oleh Allah dan tidak bersama kita pada ramadhan tahun ini. Nikmat ini harus kita syukuri dengan peningkatan iman dan amal shalih dan tidak membiarkan ramadhan berlalu begitu saja tanpa ada peningkatan amal ibadah pada  setiap pribadi muslim.

 Ramadan adalah kesempatan emas yang diberikan oleh Allah swt. untuk beribadah, beramal dan mensucikan jiwa sehingga menjadi muslim yang muttaqin yang merupakan  akhir dari tujuan ibadah puasa. Ibadah puasa sebuah momentum untuk memperbaiki diri, keluarga dan masyarakat. Ibadah puasa mendidik jiwa untuk tidak  sombong, angkuh, saling berprasangka buruk, fitnah, dan menghancurkan kehidupan orang lain. 

Keluarga adalah komunitas terkecil dari siklus kehidupan dalam masyarakat. Pembentukan karakter dan kedisiplinan beribadah akan dapat diwujudkan melalui  pendidikan keluarga.

Ketika anak berada dilingkungan rumah, maka segala tanggung jawab berada pada kedua orang tuanya. Anak akan mempraktikkan apa yang ia lihat, dengar, dan apa yang ia rasakan.. Mendidik anak  merupakan tanggung jawab  orang tua. Memgingat anak adalah investasi emas yang akan membawa orang tua kepada jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Anak yang shalih merupakan salah satu bekal yang dibawa ketika orang tua menutup mata kembali kepada Allah sang maha pencipta. Banyak anak yang diwarisi harta oleh orang tua. Namun ketika tidak dibekali dengan ilmu agama, maka harta itu tidak menjadi mamfaat. Harta akan habis kalau keliru dalam pemamfaatannya. Sedangkan mewariskan ilmu pengetahuan kepada anak akan menjadi investasi amal akhirat.

Pendidikan tauhid yang pertama diperoleh seorang anak adalah pada orang tuanya. Nilai-nilai pendidikan tauhid didengar, dan ditanamkan kepada  bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. Kalimah tauhid ini dibacakan oleh seorang ayah di kedua telinga anak yang baru lahir ke dunia.

 Bulan ramadhan sembari melaksanakan ibadah puasa, juga waktu yang utama berkumpulnya semua anggota keluarga. Ini merupakan kesempatan yang paling baik bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya untuk rajin melaksanakan ibadah, dan belajar tentang ilmu keislaman. Kalau pada  bulan yang lain orang tua lebih sibuk dengan berbagai kesibukkan dan anak-anakpun kurang disiplin berkumpul bersama keluarga. Terjalinnya  komunikasi dengan anak-anaknya, orang tua mengetahui bagaimana perkembangan karakter, pendidikan, dan berbagai masalah yang perlu penyelesaian oleh anggota keluarga.

Penulis memberikan beberapa pembelajaran dinul Islam yang dapat dilaksanakan oleh orang tua kepada anak-anaknya dalam bulan suci ramadhan. 

Pertama biasakan berbuka puasa orang tua bersama anak-anaknya dan ajarkan anak bagaimana cara makan menurut Islam, membaca do’a sebelum dan sesudah makan, berikan nasehat dan tausiyah tentang pembentukan karakter islami, ajarkan anak bagaimana sikap menghargai dan bersikap santun terhadap orang lain. 

Kedua menyuruh dan membimbing anak untuk shalat tepat waktu secara berjama’ah. Ayah menjadi imam shalat bagi isteri dan anak-anaknya. Sikap ini akan terpatri dalam jiwa anak dan akan membentuk kepribadian anak yang shalih dan teladan yang baik.

 Ketiga, membiasakan anak-anak untuk mengaji kitab suci Al-qur’an setelah melaksanakan shalat fardhu. Ajarkan anak cara membaca Al-qur’an yang benar, menjelaskan  kepada anak tentang  mamfaat dan hikmah membaca kitab suci A-qur’an. Jelaskan kepada mereka bahwa salah satu orang yang dirindukan syurga adalah orang yang selalu membaca kitab suci Al-qur’an.

Kalau orang tua kurang peduli  terhadap pembiasaan membaca Al-qur’an dalam lingkungan rumah tangga, keluarga tersebut jauh dari pengamalan nilai-nilai syari’at Islam. Seandainya semua keluarga muslim melaksanakan mengaji Al-qur’an, maka akan dijauhkan oleh Allah  segala kesulitan hidup dan jauh dari bencana dunia. 

Keempat, orang tua harus mendampingi anak-anaknya untuk belajar, apalagi sebentar lagi akan mengikuti ujian kenaikan kelas dan ujian akhir sekolah bagi siswa kelas XII.

Kehadiran orang tua sebagai guru dalam mendampingi dan mendidik anak-anaknya sangat diperlukan dalam mewujudkan generasi cerdas masa depan.

Kemajuan teknologi informasi yang merambah kepada generasi melenial, tentunya sangat berdampak terhadap perkembangan kepribadian dan karakter anak. Secara kasat mata kita melihat anak-anak usia sekolah dan mahasiswa disibukkan dengan penggunaan jaringan internet yang diakses melalui perangkat komunikasi android. Generasi muda dan para pelajar terhipnotis dengan berbagai aplikasi internet yang dijalankan melalui android. Ini sangat berdampak terhadap kehilangan nilai-nilai keagamaan pada diri mereka kalau tanpa dibimbing dan dilakukan pengawasan oleh orang tua. Kecanduan game online dan judi online mengakibatkan dampak pada perkembangan kepribadian dan karakter generasi bangsa, diantaranya adalah maraknya perjudian, tawuran,kekerasan, malas dalam belajar dan mencari nafkah untuk keluarga, dan retaknya kehidupan berumah tangga.

 Kita berharap anak-anak kita tidak lupa shalat lima waktu, tidak lupa membaca al-qur’an, dan tidak lupa belajar pelajaran sekolah dikarenakan adanya kebebasan dalam penggunaan perangkat komunikasi android. Bulan ramadhan adalah bulan rahmat, dan banyak waktu anak-anak berkumpul bersama anggota keluarga. Untuk itu peran orang tua dalam memndidik anak-anaknya sangat diharapkan, kalau tidak kehidupan anak-anak kita nantinya tidak terarah dan merusak masa depan mereka.

Penulis merupakan pemerhati masalah dakwah dan Pendidikan, warga Gampong Ilie Ulee Kareng Banda Aceh) 

SHARE :

0 facebook:

Post a Comment

 
Top