LAMURIONLINE.COM I BANDA ACEH – Bulan Ramadhan kesempatan emas bagi umat Islam meningkatkan kualitas diri, baik dalam aspek ketakwaan, sosial, maupun profesional. Hal ini disampaikan oleh Prof Dr Al Yasa Abubakar dalam ceramah tarawih malam ketiga di Masjid Taqwa Muhammadiyah, Minggu malam (2/3/20250).
Dalam ceramahnya, Prof Al Yasa menekankan, ibadah puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi momen refleksi diri agar semakin rajin dalam beribadah, lebih peka terhadap sesama, dan lebih bersemangat dalam bekerja.
Menurutnya, Ramadhan merupakan bulan penuh keberkahan yang seharusnya dimanfaatkan meningkatkan ibadah, baik wajib maupun sunah. Orang yang benar-benar memahami makna puasa akan semakin rajin dalam beribadah.
"Selama Ramadhan, umat Islam lebih banyak melaksanakan shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan melakukan ibadah lainnya. Ini adalah latihan agar kebiasaan tersebut terus terbawa setelah Ramadhan berakhir," jelasnya.
Ia mengingatkan, agar puasa tidak hanya menjadi rutinitas tahunan tanpa memberikan dampak ketakwaan yang nyata. Karena itu, setiap individu harus berupaya meningkatkan kualitas shalat, khusyuk dalam berdoa, dan menjaga hati dan lisan dari perbuatan yang sia-sia.
Menurut Prof Al Yasa, selain meningkatkan hubungan dengan Allah, puasa juga mengasah kepekaan sosial terhadap sesama. Dengan menahan lapar dan dahaga, seseorang akan lebih memahami penderitaan orang-orang yang kurang mampu.
"Ramadhan mengajarkan kita berbagi, baik dalam bentuk makanan berbuka, sedekah, maupun kepedulian terhadap kaum dhuafa. Ini momentum memperkuat ukhuwah islamiyah dan menumbuhkan empati," ujar Prof Al Yasa.
Ia juga menyinggung urgensi memperbanyak amal kebaikan, seperti membantu orang yang kesulitan, memberikan santunan kepada fakir miskin, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
Prof Al Yasa menjelaskan, puasa sering kali dikaitkan dengan menurunnya produktivitas kerja, padahal Ramadhan justru harus menjadi pendorong semangat dalam bekerja.
"Orang yang berpuasa dengan benar akan memiliki disiplin yang lebih baik. Ia terlatih dalam mengatur waktu, mengendalikan hawa nafsu, dan menjaga komitmen dalam pekerjaannya," ungkapnya.
Ia mencontohkan Rasulullah dan para sahabat tetap bekerja keras dan bahkan melakukan berbagai pencapaian besar selama Ramadhan, seperti kemenangan dalam Perang Badar. Karena itu, umat Islam seharusnya menjadikan puasa sebagai energi lebih produktif dalam bekerja dan berkarya. (Sayed M. Husen/Murdani)
0 facebook:
Post a Comment