LAMURIONLINE.COM | ACEH BESAR - Senjata yang diciptakan oleh pihak yang memusuhi Islam seharusnya dapat menjadi bumerang bagi mereka sendiri jika digunakan dengan strategi dan kecerdasan yang tepat. Hal ini menjadi pengingat bagi umat agar tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga mampu mengolahnya demi kepentingan Islam dan kebaikan bersama.
Dahulu, ceramah ulama menjadi pedoman, namun kini lebih sering dianggap sebagai hiburan semata. Namun kini bukan tidak mungkin moral dan akidah umat Islam, terutama generasi muda, dapat tergerus akibat derasnya arus informasi media sosial yang tidak terfilter. Fenomena ini diperparah dengan berkurangnya perhatian terhadap ceramah ulama yang sarat dengan ilmu dan hikmah.
"seharusnya senjata kafir bisa menjadi bumerang bagi mereka kembali berkat kecerdasan pikiran kita umat islam." Ujar Tgk Muhammad Nizamuddin bin Abdussalam dalam Khutbah Idul Fitri nya di Masjid Baitul 'Adhim, Sukamakmur, Aceh Besar pada Senin (31/3/2025).
Dicacinya para alim 'ulama saat mereka saling berbeda pendapat oleh sebagian masyarakat menjadi topik pembuka khutbahnya. Karena itu, menurutnya, merupakan momen yang tepat menjadikan Idul Fitri sebagai langkah awal meninggalkan perbuatan mencaci para 'alim ulama.
Dalam kaitan ini, dirinya mengutip sebuah ayat dalam Al-Qur'an yang bunyi terjemahannya : "sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan diri dari sikap kafir dan kemaksiatan (Q.S. Al Ala: 14)"
Dirinya juga menegaskan bahwa sudah menjadi tanggung jawab bersama umat Islam untuk menutup celah provokasi di tengah tengah masalah khilafiyah yang ada. Caranya dengan mempererat silaturahmi lintas generasi se sering mungkin, bukan hanya terbatas saat lebaran saja.
Di penghujung khutbah, dia mengajak para hadirin untuk menciptakan suasana Idul Fitri yang adem ayem dan senantiasa merawatnya. Karena itulah miniatur dari Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. (Hadi)
0 facebook:
Post a Comment